"Hidup lo itu terlalu monoton terlalu terpaku pada aturan."
-PASUTRI GAJE-
🌻🌻🌻
"KALIAN BERDUA PERGI KE KUA SEKARANG!"
Zean dan Bella segera menoleh ke sumber suara. Mata mereka tak berkedip, napas mereka hilang sebentar, mulut mereka terkatup, tubuh mereka mati rasa. Zean dan Bella seperti patung bernyawa sekarang.
Itu Pak Satria, guru BK yang terkenal akan kekejamannya. Tamat sudah riwayat mereka berdua. Hukuman-hukuman dari Pak Satria selalu saja memberatkan.
Ini semua gara-gara Ucup! Bella menggerutu dalam hati.
Sebelah kaki Bella dengan sengaja mengijak sepatu Zean dengan perasaan kesal.
"JUBAIDAH OON, LO MAU BUAT GUE LUMPUH!"
Bella sadar dia tidak akan teriak bodoh seperti Zean, di depan, Bella bisa melihat jelas wajah berapi milik Pak Satria.
"ZEAN UCUP KAMU SEGERA BERSIHKAN LAPANGAN LARI KITA!"
Wajah Zean mendadak pucat pasi mendengar perintah Pak Satria yang tak tanggung-tanggung masalahnya lapangan lari sekolahnya ini sangat luas, tidak bisa satu hari saja baru kelar. Pak Satria memang keterlaluan. Sedangkan Bella tertawa pelan, dia puas mendengar hukuman yang diberikan Pak Satria untuk Zean.
"Ngapain kamu Bella ketawa kayak gitu, kamu juga ikut Zean bersihkan lapangan lari kita," suara berat Pak Satria, terdengar begitu berat untuk masuk kedalam pendengaran Bella.
Kini giliran Zean yang tertawa, Bella mengerucutkan bibirnya kesal.
"TUNGGU APA LAGI!? AYO KERJAKAN!"
Bella dan Zean memgangguk serentak dan berlari menuju lapangan khusus lari milik sekolah.
***
Bella memasuki kelas dengan langkah gontai, tidak bersemangat, seluruh tubuhnya bau keringat, badannya terasa retak semua, di bawah terik matahari Bella memilihi daun-daun kering yang ada di lapangan, mana tuh lapangan di kelilingin banyak pohon rindang, Pak Satria sengaja menyuruh Pak Danu selaku kebersihan sekolah untuk tidak bekerja hari ini, dan pekerjaan Pak Danu di serahkan pada Bella dan Zean.
Bella merenggangkan seluruh otot-ototnya yang nyeri, apalagi di bagian lehernya, Bella masih berpikir bahwa ini semua terjadi karena Zean, lelaki menyebalkan yang harus di enyahkan.
"Lo kenapa muka kusut kek gitu?" tanya Cantika teman sebangku Bella.
"Muka gue belum di setrika," jawab Bella sembarangan.
"Gue nanya bukan minta lawakan."
"Gue gak ngelawak,"
Cantika yang mendengar itu merasa gemas sendiri, "gue serius nanya, lo kenapa?"
"Gue lagi kesel sama si Ucup! Gara-gara dia gue jadi dapat hukuman, seluruh tulang-tulang gue rasanya mau melepaskan diri dari tubuh gue."
"Berlebihan lo, terlalu lemah," suara berat khas laki-laki terdengar disamping meja Bella.
Bella memutar bola mata malas, dari sepatunya Bella sudah mengenali, sosok alien berwujud manusia yang seharusnya dari dulu dia musnahkan. Zean!
Cantika yang mengenalinya menghela napas berat, sebentar lagi perang dunia ke tiga segera di mulai.
Bella berdiri dari kursinya, sedetik kemudian suara gebrakan meja terdengar cukup keras, membuat yang ada di dalam kelas menoleh pada satu titik yang sama, pada Bella dan Zean. Bella tidak bisa menerima dihina oleh Zean, emosinya telah sampai pada puncak tertinggi.
"Ucup setan! Lo makhluk yang harus segera pergi dari bumi! Lo tau gara-gara lo seluruh tubuh gue encok, gara-gara lo gue gak bisa ikut pelajarannya Ibu Diah, gara-gara lo hari-hari gue selalu saja dalam masalah! Semuanya gara-gara lo," murka Bella.
Zean terdiam, wajahnya terlihat datar tidak seperti biasanya.
"Hidup lo itu terlalu monoton, terlalu terpaku pada aturan. Gak enak banget jadi lo, selalu dikekang waktu yang diatur manusia lain," jeda Zean, "yang seharusnya pergi dari bumi itu lo, biar diri lo ini bisa merasakan kebebasan."
Bella terdiam. Dadanya berdetak kencang. Perkataan Zean terus terputar di pikirannya bahkan sampai si Zean telah keluar dari kelas, ada bagian yang sakit di hati Bella, yang Bella sendiri tidak tahu dia sakit untuk apa.
Bukan hanya Bella saja yang terlihat syok atas perkataan Zean yang lantang barusan tapi seisi kelas yang mendengarkan juga terdiam, termasuk Cantika.
***
Bella membiarkan baju SMA nya tidak berganti, setelah pulang sekolah Bella mampir ke taman yang lumayan lengang, perkataan Zean masih terputar berulang kali di pikiran Bella, gadis itu tidak tahu harus melakukan apa agar segala pikirannya tidak selalu tentang perkataan Zean, sangat mengganggu, perasaanya berantakan.
Apa benar hidupnya selama ini monoton? Sebelum Zean masuk kehidupan Bella, rutinitas Bella hanya sekolah-perpustakaan-toko buku-dan rumah. Kehidupannya hanya berporos pada empat hal itu. Itulah yang menyebabkan dia selalu mendapatkan rangking satu dikelas menjadi siswa yang pintar. Tetapi setelah Zean masuk kedalam kehidupan Bella, hidup gadis itu sedikit berubah menjadi lebih suka meluapkan emosi yang sebenarnya, terkadang tertawa lepas, kehidupannya tidak lagi berporos pada empat tempat.
"buat lo."
Bella tersadar, ia menatap dua buku sains keluaran terbaru yang sangat ingin ia miliki. Bella mendongakkan matanya memastikan siapa orang yang ada di depannya sekarang, sinar matahari sore sedikit mengenai wajah orang itu. Dia Zean.
Zean tersenyum, tanpa meminta persetujuan, Zean duduk di samping Bella, Bella menoleh, sedikit kaget dan bingung.
"Gue minta maaf, gue gak maksud kok."
"Hah? Maksudnya?"
"Yaa gue minta maaf gara-gara perkataan gue, lo jadi galau kek gini."
Bella terkekeh mendengarnya, "geer banget lo, gue gak galau gara-gara lo yaa."
"Siapa yang bilang gara-gara gue, kan gue bilang gara-gara perkataan gue."
Bella tak menemukan balasan yang tepat. Dia diam.
"Jadi mau gak nih bukunya, mahal nih, unlimited edition."
Bella melengkungkan senyumnya, lalu ia mengambil dua buku itu dengan perasaan senang, bukan siapa yang memberi tapi buku itu adalah incaran dia selama ini.
"Gue terima permintaan maaf lo."
"Makasih Jubaidah."
"Sama-sama Ucup."
Entah mendapat angin dari mana, sore itu ditaman, keduanya terlihat akur. Kejaiaban untuk pertama kalinya.
🌻🌻🌻
24.02.20
Gimana dengan bab ini? Udah jatuh cinta sama si Zean? Hehe. Jangan lupa kasih vote sama komentarnya yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]
Genç KurguMasih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. ••• "Yaudah kalau gitu kita pacaran aja," putus Jubaidah enteng. "Gue gak mau pacaran sama lo! Gak sudi!" "Katanya lo suka gue, lo cin...