LAMARAN

6.3K 521 13
                                    

Dua keluarga duduk canggung sekarang, di ruang keluarga, tidak, hanya kedua orang tua lah yang canggung sekarang. Sedangkan Si Zean dan Bella berbunga-bunga hati mereka, ternyata kegilaan otak bisa menular ke orang pintar, Bella salah satu bukti nyatanya.

"Besok ke butik kan? Cobain baju pengantin," ucap Bella memecahkan keheningan.

Zean mengangguk, "terus langsung ke KUA. Lebih cepat lebih baik. Kata orang Jepang waktu adalah uang."

Lisa dan Irwan, Laras dan Agus, kedua orang tua itu melongo. Apa anak mereka ini ngebet bange pengen nikah? Kenapa harus terburu-buru.

"Sewa gedung yang sederhana aja, yang penting halal sah dimata Allah," tambah Zean.

Bella mengangguk tidak lupa dengan senyum merekah menampilkan deretan gigi rapinya.

Sepeluh menit sebelumnya, acara menegangkan sempat tercipta yaitu lanaran.

Irwan selaku wali Zean, bingung, ia sangat canggung, ini terlalu dadakan.

Lisa yang ada disamping Irwan tak tahu harus bereaksi seperti apa. Sedangkan disebrang mereka ada Laras , Bella, dan Agus. Laras dan Agus sama tegangnya dengan Lisa dan Irwan, sedangkan Bella dan Zean terlihat biasa saja, bahkan kedua wajah mereka terpancarkan kebahagiaan.

Irwan berdehem membenarkan posisi duduknya, Irwan menghela napas beratnya, lalu ia menatap Agus dan Laras bergantian, "kedatangan kami kesini ingin menyampaikan niat baik, kami mewakili anak kami Zean ingin melamar Bella putri Bapak dan Ibu menjadi istrinya Zean."

Agus menatap Irwan, wibawa seorang Tentara sangat terlihat jelas sekali bila dalam situasi seperti ini, "saya sebagai orang tua tidak bisa melarang jika keputusan mereka berdua sudah bulat, maka kami sebagai orang tua, merestui, memperijinkan Nak Zean menikahi anak perempuan kami satu-satunya sebagai istrinya Nak Zean."

"Yesss!!!" pekik suara Zean dan Bella secara bersamaan. Hanya suara dua orang itu terlihat girang, sedangkan orang tua mereka merasa khawatir. Bagaimana tidak khawtir, ini terlalu dadakan. Jika biasanya anak-anaklah yang tidak siap menikah muda, sepertinya ketentuan itu tidak berlaku bagi Bella dan Zean.

Lamaran terjadi sesuai kehendak Zean dan Bella.

"Ah, karena suasananya menegangkan jadi sampai lupa untuk menjamu kalian, ayo kita sama-sama makan malam," ucap Laras.

Lisa dan Irwan mengangguk menerima tawaran Laras untuk makan malam.

Mereka berjalan menuju ke ruang makan. Diikuti kecanggungan yang masih ada.

***

"Gue gak nyangka bakal suka sama lo," ucap Bella. Keduanya sudah ada dihalaman belakang rumah Bella.

Zean mengangguk, "iya, gue juga gak nyangka lo bakal terima gue, gue udah was-was banget waktu gue mau bilang ajak nikah sama lo, gue pikir gue bakal mati karena lo dorong."

Bella terkekeh, "emang gue psikopat apa." Bella tak segan menoyor kepala Zean.

"Psikopat hati gue, untung hati gue punya sembilan nyawa kayak kucing," nyengir Zean.

"Receh gombalan lo."

Zean tersenyum saat menatap wajah Bella yang tampak lepas tertawa.

"Lo itu ternyata pelupa yaa," ucap Zean tiba-tiba.

Bella menghentikan tawanya, ia mengeryitkan dahinya bingung, "pelupa?"

"Iya orang mandi itu selendangnya disimpan baik-baik, ini malah hilang sendiri, jadi ketinggalan kan lo balik kekayangan."

Bella semakin tidak mengerti, "lo ngomong apa sih, gue gak ngerti," jujur Bella.

Zean menghela napas beratnya, ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal gombalannya gagal.

"Lupain aja, anggap aja gue gak bilang-bilang apa," canggung zean.

Bella terkekeh melihatnya, "apa yang kita ambil ini bener gak sih?"

Zean tersenyum ia menoleh menatap Bella, "gue yakin bener kok, lo gak perlu khawatir kita akan jadi pasangan suami istri sampai malaikat pencabut nyawa memisahkan kita."

Bella mengangguk pelan, "gue harap begitu. Kita bisa menyelesaikan masalah tanpa melibatkan orang tua."

"Gue gak akan buat masalah, tenang aja," ucap Zean begitu yakin.

"Dalam rumah tangga seharmonis romantis apapun pasangannya, mereka pasti pernah bertengkar, gak ada rumah tangga yang bebas dari masalah," terang Bella.

Zean mengangguk membenarkan, "iya dan apapun masalah itu nanti, gue gak ninggalin lo."

"Gue pegang janji lo," ucap Bella menatap Zean ia tersenyum kecil.

Zean berdiri mengikuti Bella yahg sudah lebih dulu berdiri dari kursi, menatap dalam dua bola mata Bella, Bella mendadak terpatung saat ditatap Zean begitu dalam seperti itu.

Cup

Zean mengecup sebentar bibir mungil Bella, lalu berjalan pergi dengan santai meninggalkan Bella, gadis itu sudah membulatkan matanya sempurna, ia membekap mulutnya sendiri. Apa-apaan tadi!? Kaget, syok, untung gak jantungan.

"BELUM HALAL WOI NYOLONG START AJA LU" histeris Bella, ia sangat malu. Mungkin saja sekarang pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.

Zean yang masih mendengar membalikan tubuhnya, menatap Bella tanpa rasa bersalah, "selamat malam beibehhh," Zean mengedipkan matanya.

Bella bergidik ngeri melihat tingkah Zean seperti itu, pelet apa sampai jalan cinta mereka seperti ini, dua manusia yang berbeda sifat akan satu atap sebagai suami istri. Otak Bella sudah tidak waras pasti, dan otak Zean lebih parah ketidakwarasannya.

"UCUP GILA!!!" teriak Bella kesal.

"JUBAIDAH MY WIFE," balas Zean. Lalu ia benar-benar pergi dari hadapan Bella.

Bella menghela napas beratnya, ia memegang dadanya yang masih berdetak tak karuan, ini akibat ulah Zean, lelaki gila yang faktanya akan menjadi orang yang akan ia lihat setiap harinya gak sebatas disekolah saja tapi di rumah, dan untuk selamanya.

Plak...

Bella menampar pipinya pelan, untuk menyadarkan dirinya barangkali ini adalah mimpi, mengembalikan puing-puing warasnya sebelum ia bertemu Zean.

"Sadar Bel, jangan baper, jangan jantungan. Gila emang Ucup!"

🌻🌻🌻
27.03.20

Next gak nih? Hehe.

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang