"Apa yang lo lakuin sekarang adalah sedikit gambaran lo di masa depan."
-PASUTRI GAJE-
🌻🌻🌻
Zean menatap muak terhadap tumpukkan buku. Sebenarnya dia juga malas sekali harus disuruh belajar, apalagi yang ngajarynya macan betina yang udah jadi orang gila kayak Bella.
Selama satu minggu Zean melakukan kebiasaan yang memuakkan. Setiap pulang sekolah dia harus ke perpustakaan untuk belajar. Zean harus merelakan latihan volly nya, ini semua gara-gara Bella.
Bella mendengus kesal, ia menutup buku sejarah, matanya menatap jengah pada Zean yang hanya diam saja kayak patung, "lo ngerti gak sih sama yang gue jelasin!?"
Zean menggeleng, "lo jelasinnya kayak ngedongeng, gue jadi ngantuk."
Bella tak segan untuk memukul kepala Zean dengan polpen hutam yang ada di tangannya.
"Gue mohon kerja sama nya dari lo. Gue juga capek tau harus ngajarin lo setiap pulang sekolah, gue mohon lo serius dikit dong."
Zean menegakkan tubuhnya, kedua mata mereka bertemu.
"Lagian lo kenapa sih mau nerima tawaran Bunda gue? Lo suka sama gue?"
"Suka sama lo? Gue habis jatuh dari mana? Hey ngaca dong, kepedean amat lo Cup," Bella menatap jengah pada Zean, "gue mau ngajarin lo karena iming-iming beasiswa sekolah di Inggris. Kalau gak karena beasiswa itu gue gak bakal mau cape-cape buang waktu gue buat ngajarin lo."
"Lo kan kaya minta aja sama orang tua lo ngapain capek-capek kejar beasiswa."
Bella membenarkan posisi duduknya, "kita udah dewasa Cup, gak selamanya kita bergantung pada orang tua kita. Setelah lulus nanti, kita bakal liat dunia luar sesungguhnya, capek nya kerja, capek nya kuliah, capek berjuang. Maka dari itu kita harus kerja keras dari sekarang."
"Apa yang lo lakuin sekarang adalah sedikit gambaran lo di masa depan," sambung Bella lagi.
Ucapan Bella barusan mampu membuat Zean terdiam dan berpikir. Selama ini Zean tidak memikirkan masa depannya, bahkan dia tidak mempunyai cita-cita, ini semua karena dia anak tunggal dari orang tua kaya.
Gue harus punya masa depan, gue harus cari cita-cita gue! Tekad Zean dalam hati. Ia menatap Bella yang kembali sibuk membaca buku sejarah, Zean tersenyum kecil melihat pemandangan itu.
***
Semenjak perkataan Bella itu, Zean menjadi lebih sering mengunjungi perpustakaan daripada kantin, dia bertekad untuk membanggakan Bundanya dengan di semester ini ia bisa masuk 30 besar. Itu kan yang ditargetkan Bundanya.
Tak cukup di sekolah, Zean mencari tambahan ilmu dengan membuka youtube yang membahas temtang pelajaran yang dipelajari Zean, Zean juga menjadi sering membaca buku, menjawab soal, mempelajari pelajaran yang seharusnya belum dipelajari.
Zean sepertinya sedang kerasukan setan kutu buku.
"Zean, kamu makan dulu yaa," suara lembut khas seorang Ibu.
Zean menoleh menatap didepan pintu kamarnya sudah ada Lisa perempuan itu tersenyum.
"Iyaa Bunda," Zean berdiri dari kursinya, lalu ia menghampiri Bundanya itu, "Zean makan dulu yaa."
Lisa tersenyum mengangguk. Lisa menatap langkah pergi Zean, ia tersenyum penuh arti, anaknya sudah berubah drastis, Zean sudah menjadi jauh lebih rajin, ini semua berkat Bella. Hanya membutuhkan waktu untuk satu minggu Zean menjadi sedikit waras.
***
Satu bulan berikutnya.
"Ini keajaiban," ucap Bu Sinta guru Fisika mereka. Perempuan berusia tiga puluh an itu, menatap salah stu kertas putih yang telah ia tulis nilai.
"Zean."
"Hadir Bu,"
Bella tak segan memukul bahu Zean, "ibu manggil bukan nge absen."
"Yeay siapa tahu Ibu Sinta udah pikun," Zean menyengir tanpa dosa.
"Gue aduin lo ke Ibu Sinta biar suruh lari keliling lapangan," ancam Bella pelan.
"Adu aja kalau punya nyali," Zean berbalik menantang.
"Berani gue!"
"Yaudah, silahkan Jubaidah budak santetan," ucap Zean tanpa dosa.
Merasa tertantang, Bella mengumpulkan nyawanya untuk mendapatkan energi keberanian, lalu ia menatap Bu Sinta yang masih menatap tak percaya pada apa yang ia lihat dikertas hasil ulangan mereka semalam.
Belum sempat Bella bicara, Ibu Sinta lebih dulu mengeluarkan suara.
"Bella."
"Ah yaa Bu?"
"Nilai kalian berdua hampir sama. Kalian berdua nyontek?"
Seisi kelas terdiam. Mendengar itu Zean tidak terima, ia belajar mati-matian selama satu bulan, itu hasil kerja kerasnya. Bella juga tidak terima, gadis itu mengutamakan kejujuran diatas segalanya.
"Gak bu, saya gak nyontek." Ucap Bella dan Zean bersamaan.
Bu Sinta keduanya menatap dua orang itu, mengangguk.
"Kalau dengan Bella saya mungkin biaa percaya," Bella bernapas lega mendengarnya, "tapi kalau kamu Zean, saya masih tidak percaya. Ini keajaiban dan kemustahilan. Bagaimana bisa kamu mendapatkan nilai tinggi, sedangkan dulunya kamu selalu remidi setiap mata pelajaran saya."
Zean tidak terima, ia berdiri. Seisi kelas mendadak takut akan keberanian Zean. Bu Sinta masih menunggu.
"Setiap orang bisa berubah, Bu. Saya belajar selama ini. Di dunia ini, Gak ada yang gak mungkin, Bu."
Bella mengangguk, entah mendapat dorongan dari mana, Bella ikut berdiri, ia menatap Zean sebentar sebelum akhirnya ia menatap lurus pada Bu Sinta.
"Saya yang jadi saksi atas kerja kerasnya Zean selama ini, ia benar-benar belajar, Bu. Sepulang sekolah kita ke perpustakaan, saya dan Zean belajar disana. Dan hasilnya sekarang. Usaha tidak pernah menghianati hasil."
Bu Sinta tersenyum, akan tingkah keduanya. Sebenarnya Bu Sinta tahu perjuangan Zean dalam mengejar nilainya, Lisa sang kepala yayasan sekolah ini mengatakan sendiri kepads semua guru, Lisa meminta agar mengawasi Zean, apa benar anaknya itu sungguh-sungguh atau tidak dan jawabannya, sungguh-sungguh.
Harus di akui Zean menjadi sangat berubah, ia nenjadi lebih rajin dan tekun saat belajar. Tapi satu yang belum bisa didapatkan Zean, ia masih belum menemukan cita-citanya untuk masa depan.
"Ibu percaya sama kalian berdua."
"Pertahankan prestasi kalian yaa."
Zean dan Bella mengangguk kompak, tersenyum menampilkan deretan gigi rapi secara bersamaan.
"Terima kasih, Bu." Ucap keduanya bersamaan.
Seisi kelas terkekeh mendengarnya, dan juga kaget, karena mereka bisa nelihat untuk pertama kalinya Zean dan Bella akur. Seisi kelas memberikan tepukan ucapan selamat untuk Zean dan Bella. Atas pintarnya Zean dan atas keberhasilan Bella mendidik Zean.
Dapat hidayah dari mana, hari itu mereka tidak terlihat seperti Tom & Jerry.
🌻🌻🌻
02.03.20
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]
Teen FictionMasih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. ••• "Yaudah kalau gitu kita pacaran aja," putus Jubaidah enteng. "Gue gak mau pacaran sama lo! Gak sudi!" "Katanya lo suka gue, lo cin...