Semuanya Baik-baik saja?

4.3K 358 20
                                    

Bella menarik lengan Cantika agar ikut berlarian seperti dirinya. Di tangan kanannya sudah ada sebotol air mineral rasa cinta yang diracik indah oleh Bella untuk Zean.

"Bisa gak sih kita tadi gak usah lari-lari kayak dikejar pak Satria aja." Omel Cantika saat keduanya sudah berdiri disamping lapangan volly di depan mereka sudah ada anak SMA HARAPAN melawan SMA PELITA yang artinya Zean sedang tanding.

Bella memutar dua bola matanya menatap Cantika, ia mengetuk pelan kepala Cantika dengan botol minuman, "ngapain pak Satria ngejar kita? Emang pak Satria udah cerai sama istrinya? Atau jangan-jangan lo naksir yaa sama pak Satria, wah gak beres otak lo, Surya yang sudah sempurna gitu masih mau lo khianatin?"

Cantika menghela napas panjangnya mendengar penuturan Bella yang sama sekali gak masuk akal, "serah lo deh, capek ngomong sama berudu kodok," Cantika mengibaskan tangannya, dia tak peduli dengan Bella sekarang. Lebih baik dia melihat Surya yang juga tanding.

"Kalau gue berudu kodok terus lo apa? Berudu nyamuk? Huh? Gue perintahin juga pasukan nyamuk buat jitak kepala lo!" kesal Bella, merasa tak terima dikatain berudu kodok, enak aja.

Cantika tak peduli ia melenggang pergi, menuju tempat duduk penonton, berjalan melalui beberapa orang yang sudah bersorak girang, terlebih lagi fans nya Elang, yang meneriaki Elang dengan yel-yel oppa oppa sarange opa lokal i lope you.

Bella dan Cantika yang mendengar itu merasa ilfeil sendiri. Mereka gak tahu aja asli nya Elang, yang suka buang upil ke baju kawan, kentut sembarangan, suka pup tiap hari, mandi sekali sehari, dan masih banyak lagi keburukan dari oppa Elang itu yang sama sekali tak patut untuk di contoh.

Saat di jejeran kursi seorang gadis cantik melambaikan tangannya untuk Bella dan Cantika, gadis itu Sinta pacarnya Reyhan. Bella dan Cantika segera mendekati Sinta.

"Liat Reyhan main, Sin?" tanya Bella basa-basi saat sudah duduk disamping Sinta.

"Enggak liat Elang main," gurau Sinta.

"Aduh jangan liat Elang ntar tuh anak tambah sombong dapat banyak perhatian, fans nya udah segudang es krim," tutur Bella, matanya teralih menatap Zean yang sedang main volly. Ah lelaki itu tampan sekali, wajah lokal selalu ganteng.

Yaa pokoknya maah, cintailah produk-produk Indonesia.

Cantika dan Sinta terkekeh kecil, mengingat Elang memang sudah punya banyak fans, mungkin saja Elang sudah jauh lebih populer dibanding Reyhan, Zean dan surya, tapi anehnya Elang tak terlihat dekat dengan gadis manapun. Teman-temannya sudah curiga jangan-jangan Elang...... (kalian tulis sendiri deh jangan-jangan Elang apa. Hehe)

"UCUP TENDANG BOLA NYA!" teriak Bella dengan percaya diri. Membuat beberapa mata menoleh ke arah Bella, menatap heran dan bingung.

Cantika menunduk malu, sahabatnya ini dasar sudah bego semenjak menikah dengan Zean. Apanya yang ditendang emang dikira cara main bola volly sama dengan sepak bola.

Sinta mengulum senyum mendengar suara dan melihat wajah polos Bella setelah berteriak keras tadi.

Bella yang merasa bahwa ucapannya tidak ada yang salah tapi kenapa beberapa kepala sepasang mata menatapnya begitu horor? Bella bergidik ngeri.

Bella menyingkut tangan Cantika, lalu kepalanya ia dekatkan ke arah Cantika, berbisik pelan, "orang-orang kenapa pada liatin gue? Perasaan gue gak punya hutang sama mereka, atau mereka terpesona sama wajah cantik alami gue kah?"

Cantika melirik tajam ke arah Bella ia menghela napas panjangnya, "Gue rasa gue perlu kasih naskah cerita ke pihak indosiar."

"Cerita apa? Judulnya apa? Sejak kapan lo bisa ngarang cerita kok gue gak tahu?" Bella masih bertanya polos.

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang