16. is this the time?

1.3K 149 17
                                    

"noona, bagaimana kau bisa mendapat informasi dari Yunhee? Bahkan sampai Yunhee mau memberitahu keadaan Euna noona padamu."

Sejujurnya Jungkook memang sangat penasaran, meminta informasi pasien bukanlah hal mudah, 'kan?

"aku memiliki banyak koneksi, kook. Dan tebak siapa lagi yang ada di pihak kita?"

Ha Neul tersenyum penuh arti, guna memancing rasa penasaran manusia di depannya ini.

"siapa?" tanya Jungkook sangat antusias.

Sekali lagi, Ha Neul menarik sudut bibirnya, tersenyum penuh arti, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Jungkook. "Seoyun."

Spontan, Jungkook menunjukkan wajah terkejutnya, amat sangat terkejut. "Seoyun sahabat Euna noona? bagaimana bisa?"

Ha Neul lantas tersenyum simpul, ia lalu menyempatkan diri meminum espresso yang sempat ia pesan, sebelum kembali menjawab pertanyaan Jungkook.

"awalnya memang susah, padahal aku sudah memberitahu siapa saja yang ikut campur dalam urusan ini. Dengan mmepertimbangkan semua yang aku katakan, dia akhirnya mau memberitahu perkembangan noona-mu yang ia dapat dari Yunhee. Seoyun teman Yunhee, dan Euna sahabat Seoyun. Terlebih lagi, Seoyun yang mengenalkan Euna pada Yunhee, pasti Seoyun dapat mengetahui informasi Euna dengan mudah."

Ha Neul lantas menghentikan penjelasannya lalu menghela nafas pelan, sebelum menatap Jungkook kembali dan melanjutkan penjelasannya.

"Kook, semua ini terlalu rumit untukmu, akan sangat sulit menjelaskannya dari awal. Intinya, kau bekerjasama dengan orang yang benar. Huft, sejujurnya aku tak ingin ikut campur dengan kehidupan mereka, tapi kasihan melihatmu memohon dan terlihat putus asa juga menyedihkan saat bercerita mengenai keadaan Euna. Hitung-hitung, sebagai balas budi karena kau mau memungutku saat aku sebatang kara di kota seluas ini. Kau tidak usah khawatir, semua informasi pribadi Euna aman bersama kita. Kita yang akan merencanakan semua ini."

Jungkook lantas tersenyum sangat manis, sebelum sebuah pertanyaan kembali bersarang di kepalanya. Yang pada akhirnya terpaksa diutarakan kepada Ha Neul.

"kapan noona akan memberikan obat itu?"

***

"Euna memang sempat kehilangan bayinya."

Detik itu juga tenggorokan Jimin seperti tercekat, tubuhnya membeku dan pandangannya mendadak kosong. Detik itu juga pikirannya mendadak berantakan.

"aku harap kau dapat mengerti, aku memberitahumu tentang hal ini melalui pertimbangan yang tidak mudah, dalam kasus ini, dukungan moril dan peranmu sangat dibutuhkan. Jangan sampai melakukan hal yang diluar batas. Aku percaya padamu soal hal ini, bantu Euna. Semua memang merasa kehilangan, terlebih Euna, tolong jadilah penenang bagi dirinya." tegas Yunhee.

Jimin rasanya sudah tidak mampu mengingat apapun, bagaimana proses ia bertemu dengan Yunhee beberapa menit lalu, dan percakapan apa yang terbentuk sebelum kenyataan ini terkuak?

"ah, maafkan aku Jimin-ssi. Aku harus segera pergi, aku ada janji lain. Aku harap kau mengerti, jadilah air saat Euna menjadi api. Aku hanya bisa memberi saran, peran besar ada dalam dirimu. Euna pernah bercerita tentang usaha kecil yang kau lakukan untuk mendukungnya, dan aku amat sangat menghargai itu, itu tandanya kau memiliki keinginan untuk mendukungnya. Itu yang jadi pertimbangan besar bagiku. Kuharap kau bijak dalam bertindak. Permisi, Jimin-ssi." ucap Yunhee lalu segera pergi.

Setelah kepergian Yunhee, Jimin lantas mengumpulkan kembali tenaganya dan pikirannya yang sempat berantakan. Menyesap lemon tea yang sempat ia pesan sebelum akhirnya kembali keruangannya dengan perasaan tidak tenang.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang