18. "Eomma"

1.4K 145 19
                                    

"bagaimana nyonya Park bisa ada direncana ini?"

Jungkook lantas menatap Ha Neul dengan tatapan berbinar, menanti jawaban atas pertanyaan besarnya selama ini.

"huh, kau tau aku malas menceritakannya dari awal, aku akan langsung ke intinya saja." ucap Ha Neul seraya menjeda ucapannya lalu menyesap teh hangatnya sebelum melanjutkan ucapannya.

"sebenarnya, nyonya Park otak dari ide ini."

"apa?!"

Ha Neul lantas mengangguk, ia lalu melanjutkan ucapannya kembali.

"bisa dikatakan kita adalah boneka yang dikendalikan nyonya Park. Nyonya Park sebenarnya sangat ingin memiliki cucu, tetapi saat mendengar kalau Euna ingin berpisah dengan Jimin, ia mulai memutar otak agar perceraian itu gagal. Nyonya Park memiliki kriteria tersendiri bagi siapapun yang ingin menjadi menantunya, dan sepertinya yang paling sesuai adalah Euna."

"nyonya Park ingin mengagalkan rencana mereka untuk bercerai, terlebih saat tau kalau Jimin mencintai Euna. Ia berpikir, kalau menghadirkan seorang anak maka semuanya akan lebih mudah. Tapi, Euna tidak bisa melakukannya karena traumanya. Nyonya Park berpikir kalau ia ingin membuat Jimin seakan memperkosa Euna. Tentu saja dengan bantuan obat perangsang itu. Tetapi akan sangat sulit baginya memasukan obat perangsang itu. Disanalah aku menjadi pahlawan. Awalnya aku hanya ditugaskan olehnya memberikan obat itu ke dalam minuman Jimin. Aku sekretaris Jimin, dan aku akan lebih sering bertemu dengan Jimin. Maka dari itu nyonya Park meminta bantuanku."

"tepat sekali karena kau meminta bantuan yang sama. Aku awalnya tidak tau kalau Euna adalah noona yang sering diceritakan olehmu. Pemilik tempat dimana kau bekerja. Dan dari sana awal mula aku memiliki ide untuk bekerja sama dengan banyak pihak. Aku tidak sejahat itu untuk mencampurkan obat itu pada minuman Jimin. Selain karena merasa kasihan dengan Euna, Jimin juga bisa salah target, bukan? Akan lebih sulit jika salah target. Jadi kita harus menyusun rencana sedemikian rupa." jeda Ha Neul.

"lagipula aku tidak bodoh. Aku tidak mungkin mempertaruhkan pekerjaanku demi hal yang jelas-jelas tak ada hubungannya denganku. Saat aku memiliki pelindung, kurasa aku bisa mencobanya. Sebagai bentuk balas budi karena kau mau memungutku saat aku sebatang kara di kota ini, juga balas budi kepada Jimin yang menerimaku bekerja disini dengan cara mempertahankan rumah tangga mereka. Lagipula, setelah semuanya aman, aku akan dipindah tugaskan ke cabang yang berada di kota lain oleh nyonya Park. Untuk meminimalisir resiko yang ada." ucap Ha Neul seraya kembali menyesap teh hangatnya.

Jungkook lantas terdiam, raut wajahnya mendadak berubah sendu. Tatapannya saat ini teralih pada teh hangat yang ada di depannya, hanya menandangi tanpa berniat menyentuhnya.

"jika memang itu terjadi, apakah aku tidak bisa bertemu dengan noona lagi?" tanya Jungkook sendu seraya kembali menatap Ha Neul.

Ha Neul lantas memutar kedua bola matanya malas, lalu kembali memfokuskan atensinya pada pria di depannya ini. "saat aku libur, aku akan mengunjungimu. Lagipula itu hanya jika Jimin berniat mengeluarkan aku."

Jungkook lantas tersenyum tipis mendengar jawaban Ha Neul. Ia lalu menatap Ha Neul dengan tatapan dalamnya.

"jangan jauh-jauh, noona. Tetap dekatku saja, nanti aku rindu." ucap Jungkook disertai senyum jahilnya.

Ha Neul hanya menatap Jungkook tajam sembari berdecak pelan sebelum kembali memainkan ponselnya.

***

"bagaimana? Aneh tidak rasanya? Sakit tidak?"

Jimin lantas menanyai Euna yang tengah duduk santai diantara kedua kakinya yang dibuka lebar, seraya menyandarkan tubuhnya pada dada bidang milik Jimin dengan tangan Jimin yang melingkar di pinggangnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang