19. Pregnant?

1.5K 158 9
                                    

Euna tengah berjalan menuju ruangan Jimin sembari memegang kotak makan siang dan menebar senyum manis saat bertemu beberapa karyawan di sepanjang jalan menuju lift.

Sudah satu bulan berlalu sejak mereka memutuskan untuk memperbaiki hubungan mereka. Dan sudah satu bulan juga sejak Euna rutin membawakan Jimin makan siang di sela-sela kesibukan keduanya.

Saat sampai di depan ruangan Jimin, tangan Euna langsung meraih kenop pintu dan hendak membukanya. Tapi urung, saat ia mendengar suara percakapan dari dalam ruangan.

Jimim dan Ha Neul. Dengan kondisi Jimin yang tampak memendam emosinya.

"Ha Neul-ssi, aku tak menyangka kalau kau juga ikut campur dalam rencana ibuku. Dan kau yang mencampurkan obat terlarang itu pada minumanku? Sungguh tak bisa di percaya, Ha Neul-ssi." Jimin lantas menatap kelewat dingin Ha Neul yang tengah duduk di depannya.

"maaf sajangnim, nyonya besar hanya memerintahkan hal itu. Saya h-"

"tetapi kau juga melibatkan Jungkook dan Seoyun! Ibuku memperalat dirimu, dan kau memperalat Jungkook dan Seoyun untuk berkontribusi dalam rencana kalian!"

Detik itu juga seperti ada benda keras yang menghantam relung hati Euna. Ia tak menyangka, sahabatnya dan Jungkook ikut dalam rencana ini? Apa yang mereka harapkan?

"kalian semua tidak percaya padaku. Semuanya sia-sia." batin Euna sebelum akhirnya membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat seraya mengusap air mata yang mengalir di wajahnya.

Euna lantas menekan tombol lift dengan brutal, menggigit bibirnya samar untuk menahan isakannya. Tapi gagal.

Setidaknya, lantai ini hanya berisi ruangan Jimin saja. Ruangan kerja dan kamar pribadi pria itu. Tidak ada orang lain yang berada di lantai ini kecuali Taehyung dan Ha Neul saat menghampiri ruangan Jimin.

Tapi dewi keberuntungan tampaknya tidak berpihak pada Euna. Tepat saat pintu lift terbuka, menampilkan sosok Taehyung yang tampak terkejut melihat wajah Euna.

"Euna-ssi? Kau ken-"

"Taehyung-ssi, aku titipkan ini. Makan siang untuk Jimin. Aku membuat banyak, kau bisa memakannya dengan Jimin nanti." potong Euna seraya masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju lantai dasar.

Taehyung yang kebingungan akhirnya menatap kotak makan siang yang ada di genggamannya.

"apa yang terjadi? Ah, aku mungkin tidak berhak ikut campur urusan mereka." ucap Taehyung seraya berjalan menuju ruangan Jimin.

***

"sekarang keluarlah, aku ingin sendiri." perintah Jimin pada Ha Neul yang disambut anggukan gadis itu. Lalu lama kelamaan, presensinya hilang di balik pintu.

Jimin memijat pangkal hidungnya sembari memejamkan mata. Ia sungguh muak dengan rencana ibunya yang terkesan sangat egois.

Tetapi lamunannya buyar ketika mendapati sosok Taehyung yang tengah berdiri menatapnya datar.

"apa yang kau lakukan pada Euna?"

Jimin sontak mengerutkan keningnya. Ia sempat melihat kotak makan siang yang diletakkan Taehyung di depannya sebelum kembali bertanya.

"memangnya ada apa dengan istriku?"

Taehyung lantas memutar kedua bola matanya jengah. "kau masih menganggapnya istri? Kau saja tidak tau kalau ia tadi sempat kesini dan ingin membawakanmu makan siang, sebelum akhirnya ia menangis seraya menitipkan kotak makan itu dan pergi."

Jimin langsung melebarkan matanya. "apa? Euna sempat kesini?"

"ya."

Jimin lantas meraih kunci mobil dan berlari keluar ruangannya seperti orang kesetanan. Taehyung yang menatap itu hanya berdecih sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya di ruangannya. Ia tidak ingin ikut campur, biarkan kedua pasangan itu yang menyelesaikannya terlebih dahulu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang