Bonus Chapter

1.9K 130 12
                                    

Waktu bersantai bagi Euna adalah ketika kedua anaknya dan suaminya sudah tidak ada di rumah. Terlebih lagi ketika sudah tidak banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Seperti saat ini, merebahkan diri di sofa saat waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi adalah hal yang menyenangkan.

Sejujurnya terkadang Euna bosan, karena kedua anaknya tidak ada di rumah. Tidak ada yang berisik, tidak ada yang bisa dijahili, dan tidak ada yang membuat dirinya harus kesana kemari karena kekacauan yang mereka perbuat.

Setidaknya Euna harus menunggu hingga siang saat mereka pulang, baru ia akan kembali sibuk karena tingkah anaknya, terutama si bungsu yang benar-benar tidak bisa diam.

Karena masih memiliki cukup banyak waktu, Euna memutuskan untuk berjalan-jalan keluar bersama Seoyun. Sudah lama juga sejak mereka bertemu terakhir kali.

Seoyun semakin hari semakin sibuk, sementara Euna juga tak kalah sibuk mengurus kedua buntalan itu, dan tentu saja butik miliknya.

Untuk butiknya, sebenarnya yang mengurus semuanya Jungkook, ia hanya sesekali berkunjung kesana jika ada yang penting, atau ketika sedang menggarap proyek baru.

Jimin sebenarnya juga tidak ingin Euna kembali bekerja, takut istrinya kelelahan. Lagian juga, hartanya tidak akan langsung habis jika Euna tidak bekerja lagi, begitu katanya.

Setelah bertukar pesan dengan Seoyun untuk menentukan tempat dan waktu mereka bertemu, Euna memutuskan untuk bangkit dari sofa dan bersiap-siap untuk dijemput sahabat karibnya itu untuk menghabiskan waktu bersama.

***

"Yasudah, kalau ada waktu lagi kabari aku, ya!" Teriak Seoyun dari dalam mobil sebelum akhirnya mobilnya kembali melaju dan perlahan hilang dari pandangan Euna.

Euna sempat melambaikan tangannya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah sembari membawa barang belanjaannya.

Setelah pergi ke tempat spa, badannya terasa lebih ringan. Kepalanya juga terasa lebih ringan sehabis dari salon, dan kulitnya juga tampak lebih bersih dan segar setelah melakukan beberapa perawatan. Pokoknya hari ini dari ujung kepala hingga kaki rasanya segar sekali.

Euna segera meletakkan barang miliknya pada kamarnya, sebelum kembali turun ke bawah untuk menyiapkan makan siang. Sebentar lagi harusnya kedua anak kesayangannya pulang.

Tepat setelah makanannya siap, Euna mendengar deru mesin mobil, lalu tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang bersemangat bersamaan dengan pintu rumah utamanya yang dibuka.

"Eomma!"

"Eomma!"

Kedua anak itu lantas berlari untuk memeluk Euna erat sekali, yang dibalas tak kalah erat.

"Bagaimana sekolah kalian?" Tanya Euna sembari membantu Jihoon melepas kaus kakinya dan juga sepatunya.

"Baik sekali, Eomma." Jawab Jiah yang tengah susah payah membuka kaus kakinya, dan pada akhirnya berhasil.

"Jihoon juga! Tadi, saat Jihoon ingin makan di sekolah, tuan gurita yang Eomma buat dari sosis, kakinya putus satu Eomma, jadi sisa, eumm, tiga." Jawab Jihoon antusias sembari menghitung sisa kaki tuan gurita dengan jari kecilnya.

"Benarkah? Lalu apa yang Jihoon lakukan?"

"Jihoon bingung eomma, tapi karena lapar jadinya Jihoon makan semua. Lihat Eomma, makanan Jihoon habis." Lanjut Jihoon sembari menunjukkan kotak makannya yang kosong.

"Pintar sekali, kalau begitu tempat makannya ditaruh ditempat kotor ya, lalu ganti baju, cuci tangan dan kaki dulu baru makan siang." Instruksi Euna sembari mengelus kepala anaknya penuh sayang.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang