26. I'm Promise

1.2K 132 22
                                    

Euna merapihkan seluruh pakaian dan barang-barang di apartemen barunya.

Luas apartemen ini tidak begitu kecil, dan tidak juga terlalu besar, standar. Memiliki dua kamar tidur dengan satu kamar utama, dua kamar mandi dengan satu kamar mandi berada di dalam kamar utama, sebuah dapur berukuran sedang, ruang televisi sekaligus ruang tamu yang bisa dikatakan luas, serta balkon tempat nanti mereka akan bersantai. Sangat cukup bagi Euna saat ini.

"eomma, Jiah mau lihat kelual sana. Mau lihat lumah yang tinggi sekali." pinta Jiah sembari menarik baju Euna saat Euna tengah merapihkan tumpukan pakaian.

Euna lantas mensejajarkan tubuhnya, mengikat rambut sebahu anaknya menggunakan ikat rambut yang ada di pergelangan tangannya sebelum menanggapi ajakan putri kecilnya tersebut. "tunggu, ya. Eomma rapihkan pakaian, nanti setelah selesai kita kesana."

Jiah merubah raut wajahnya kecewa, tetapi setelah itu ia mengangguk dan keluar dari kamar itu, tak lupa sembari membawa bonekanya.

Euna bukannya tidak ingin, hanya saja ia sedang merapihkan semua barang-barangnya. Sehingga ia mengunci pintu kaca yang mengarah balkon, karena tidak ada yang mengawasi Jiah jika ingin kesana. Seoyun tengah berbelanja persediaan makanan menggantikan Euna.

Setelah selesai, Euna segera mengganti pakaiannya, lalu menuju ke ruang tengah untuk menemui Jiah.

"Jiah-ya, ayo kesana." ajak Euna sembari menghampiri Jiah yang tampak sedikit murung.

Setelah mendengar ajakan Euna, Jiah mengubah raut wajahnya menjadi kembali bersemangat. Ia menggandeng tangan Euna menuju ke balkon rumah baru mereka.

"wah, segal. Anginnya kencang sekali, eomma. Disana ada lumah tinggi sekali." ucap Jiah sembari menunjuk gedung yang masih bisa ia lihat dari balkon apartemen mereka.

"itu gedung, sayang. Bukan rumah tinggi." balas Euna memperbaiki kalimat Jiah.

"tapi sepelti lumah yang sangat tinggi. Jiah ingin punya lumah sepelti itu kalau sudah sepelti eomma. Nanti, Jiah akan membuat kamal untuk minnie dan membeli banyak mainan agal bisa belmain belsama." ucap Jiah sembari menunjukkan gedung itu pada bonekanya.

"lalu, nanti Jiah akan membuat kamal yang besal sekali untuk eomma dan appa agar bisa tidul dengan nyenyak." lanjut Jiah sembari membentangkan kedua tangannya berusaha memberitahu Euna seberapa besar kamar itu nanti.

Euna sempat terdiam sejenak saat Jiah menyebutkan kata 'appa'. Lantas Euna mengangguk dan tersenyum mendengar impian Jiah, dan tidak lupa berharap agar Jiah bisa sesukses itu nantinya, sehingga bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

"belajar yang pintar ya, sayang. Biar bisa punya rumah yang tinggi seperti itu."

***

Seoyun tengah berjalan sembari membawa banyak sekali bahan makanan di tangannya. Untungnya, supermarket tidak terlalu jauh dari gedung tempat Euna tinggal, jadi tidak perlu memakai taksi.

Seoyun sempat membetulkan genggamannya pada totebag yang berisi bahan makanan sebelum akhirnya langkah kakinya berhenti saat melihat seseorang.

Orang suruhan Jimin.

Seoyun tahu betul orang itu merupakan orang suruhan Jimin. Ia pernah melihatnya. Mereka berjalan ke dalam gedung dimana Euna tinggal.

Seoyun lantas menepi dan meraih ponselnya untuk menghubungi Euna.

"Euna-ya, masuk ke dalam rumah sekarang jangan keluar, ada orang suruhan Jimin di lantai dasar."

Seoyun dengan cepat memasukkan kembali ponselnya dan berjalan dengam cepat memasuki gedung tempat Euna tinggal. Ia sempat mendengar percakapan orang-orang suruhan Jimin dengan orang yang sepertinya bertanggung jawab memegang data penghuni masing-masing apartemen disini.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang