"noona? Noona melamun, ya? Sedang memikirkan apa?"
Euna yang terkejut pun menatap Jungkook dengan tatapan tak suka karena Jungkook masuk kedalam ruangannya secara tiba tiba. "bisa ketuk dulu pintunya, tidak?"
Jungkook hanya menunjukkan senyuman tak berdosanya pada Euna, ia lalu menghampiri Euna dan duduk tepat dihadapan Euna.
"aku melihat noona melamun tadi. Noona memikirkan apa?" tanya Jungkook.
Euna hanya menggelengkan kepalanya, ia lalu menatap tumpukan dokumen yang ada di tangan Jungkook. "untukku?"
Jungkook lalu menatap dokumen yang ada ditangannya. "ah, iya noona. Ini dokumen tanda tangan persetujuan kerjasama kita."
Euna hanya mengangguk dan menandatangani semuanya setelah membacanya. Setelah selesai, ia menyerahkan kembali map itu pada Jungkook.
"noona? Noona ada masalah dengan Jimin hyung?" tanya Jungkook curiga sembari menerima map yang di berikan oleh Euna.
Euna hanya menatap Jungkook malas, ia tidak sedang ingin membicarakan hal yang berhubungan dengan pria itu.
"aku ingin bercerai dengannya." ucap Euna datar sembari meraih ponselnya.
Jungkook hanya melongo tak percaya dengan apa yang dikatakan Euna. Seringan itu Euna mengucapkannya?
"memangnya kenapa? Jimin hyung punya salah? Aku lihat dia orang yang baik." ucap Jungkook tidak terima.
Euna hanya mengedikan bahu acuh menghadapi Jungkook. Hal yang mulai membuat Jungkook tak suka dengan Euna. Sifat Euna yang sangat acuh.
"noona, noona tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak! Aku tidak suka jika noona melakukan hal itu. Noona mungkin tidak pernah bisa merasakan apa yang Jimin hyung rasakan, rasa cintanya pada noona sangat besar. Jimin hyung akan sangat kecewa saat melihat noona yang seperti ini. Jangan bersikap acuh dan egois noona!" ucap Jungkook kesal.
Euna langsung menatap Jungkook dengan tatapan tak percaya. Bagaimana mungkin Jungkook berani berkata seperti itu? Seakan akan ia tau segalanya.
"jangan membentak noona-mu. Itu tidak sopan. Lagipula kau tak mengetahui apapun. Kau ti-"
"ya, mungkin aku memang tidak mengetahui semua tentang perasaan noona. Tapi aku bisa melihat ketulusan Jimin hyung. Aku mohon noona, tolong jangan bersikap egois. Pikirkan perasaan Jimin hyung juga, kumohon." potong Jungkook.
Euna semakin menatap Jungkook dengan tatapan tak percayanya. Ia lalu membuang tatapannya ke arah lain. "aku tau dan aku mengerti."
"maaf noona, aku tidak bermaksud berkata seperti itu. Aku hanya tak suka jika noona egois. Aku paham noona terluka, tapi aku yakin Jimin hyung juga. Ia berusaha menutup luka itu, tetapi noona terus membukanya. Pertimbangkan lagi noona, aku ingin ke ruanganku dulu." pamit Jungkook lalu segera bangkit dan berjalan keluar ruangan.
Jungkook meninggalkan Euna dengan rasa kebingungan yang tinggi. Mengapa Jungkook seperti sangat membela Jimin?
Euna memutuskan untuk segera membereskan semuanya dan keluar dari ruangannya. Ia sudah ada janji dengan Jimin dan nyonya Park di kantor Jimin sendiri. Sepertinya nyonya Park ingin membicarakan sesuatu yang serius.
***
"noona, aku sudah mencobanya. Tapi sepertinya itu akan sulit. Kita harus berusaha lebih lagi. Atau kita jalankan rencana kedua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction"semua ini berawal dari kesalahan. Kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Aku tidak mencintaimu. Aku membencimu brengsek!" Shin Euna "ketahuilah, aku bersyukur kesalahan itu melibatkanku dan dirimu. Karna kesalahan itu aku mengenalmu. Dan, kurasa...