"eomma, kita mau kemana?"
Euna tengah menggandeng Jiah menyusuri jalan di kota Ilsan.
Kurang lebih sudah satu bulan mereka berada di Korea. Dan, hari ini hari dimana Euna mulai membuka toko kue miliknya di Korea. Dia benar-benar sudah mempersiapkan segalanya untuk pindah ke Korea.
"eomma punya toko kue baru, sayang. Jadi, eomma ingin Jiah melihatnya." ucap Euna sembari mengusap rambut Jiah lembut.
Jiah lantas menganggukan kepalanya, sembari memeluk erat bonekanya. "Jiah mau kue coklat nanti, eomma. Boleh, tidak?"
"tentu saja."
Jiah lalu tersenyum senang. Ia semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Euna juga pada bonekanya sembari berbicara sendiri kepada bonekanya.
***
"aku ingin makan siang dulu."
Jimin lantas membenarkan arloji yang melingkar di tangannya sebelum kembali memainkan ponselnya.
Hari ini ia ada pertemuan dengan salah satu rekan kerjanya di Ilsan. Dan nyonya Park memintanya untuk pergi bersama Ha Neul.
Oh ayolah, bukankah tidak menyenangkan satu mobil dengan orang yang paling kita hindari? Dan itulah yang dialami Jimin saat ini. Tiga jam bersama orang yang ia hindari bukan ide bagus.
Jimin lantas mengalihkan tatapannya keluar jendela. Namun matanya mendadak terfokus pada sebuah toko kue yang baru ia lihat.
"berhenti disana. Aku ingin makan di toko kue saja." ucap Jimin karena ia melihat ada tempat yang bagus untuknya bersantai.
Supir pribadinya lantas menepikan mobilnya dan Jimin langsung turun dari mobilnya lalu berjalan penuh karisma ke dalam toko kue itu, diikuti Ha Neul yang sebenarnya juga malas.
Yang pertama kali Jimin rasakan tentu saja bau kue yang begitu manis dan enak, hidung Jimin bahkan nyaman hanya dengan baunya. Ia lalu menuju di kursi paling dekat dengan jendela dan menyuruh supirnya untuk memesankan sepotong kue dan minumannya.
Namun perhatian Jimin tertuju pada seorang wanita di bagian kasir yang tiba-tiba pergi meninggalkan kasir secara tergesa sampai tidak sengaja menyenggol karyawan lain yang sedang membawa pesanannya.
Sebenarnya kejadian itu tidak terlalu menarik perhatian Jimin, tapi wanita itu yang sanggup merenggut seluruh perhatian Jimin.
Jimin memang tidak bisa melihat wajahnya secara jelas karena posisi wanita itu membelakanginya, tapi entah mengapa ia merasa aura wanita itu mirip dengan Euna.
Wanita itu memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya, juga sarung tangan dan pakaian karyawan seperti karyawan lainnya. Tapi saat wanita itu hendak masuk ke dalam sebuah ruangan, tatapan mata mereka tidak sengaja bertemu sebelum akhirnya wanita itu hilang dibalik pintu.
Kejadian itu berlangsung selama beberapa detik dan sanggup membuat Jimin membeku.
Jimin merasa tatapan matanya sangat mirip dengan Euna, bahkan setiap pergerakannya sangat mirip dengan Euna.
Meskipun sudah tiga tahun lamanya mereka tidak bertemu, Jimin tidak mungkin tidak mengenali sosok Euna.
Jimin lantas meraih ponselnya untuk menghubungi Taehyung. Entah kenapa ia punya keyakinan kalau perempuan itu Euna.
"Taehyung-ah, tolong bantu aku. Cari tahu mengenai Yu's bakery yang berada di Ilsan sekarang. Kirimkan datanya segera."
"ada apa? Seperti orang yang dikejar sesuatu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction"semua ini berawal dari kesalahan. Kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Aku tidak mencintaimu. Aku membencimu brengsek!" Shin Euna "ketahuilah, aku bersyukur kesalahan itu melibatkanku dan dirimu. Karna kesalahan itu aku mengenalmu. Dan, kurasa...