II

5.7K 289 8
                                    

Malam itu, Ariq sedang duduk di balkon kamarnya sambil melihat explore instagram-nya. Ada video anak panda yang sedang berputar-putar, gemes banget. Langsung saja dishare-nya postingan itu ke direct message Instagram @latisyas.rinjani.

Jujur, bukan hubungan tanpa status yang seperti ini yang Ariq inginkan. Dia sudah cukup dewasa untuk berani mengutarakan perasaanya, ini bukan lagi jamannya Ariq jadi sok menjadi playboy seperti dulu zaman SMA.

Dulu sih, Ariq gampang kalau mau dapetin cewek, modusin dikit bisa dapat. Sama Latisya juga sebenarnya bisa saja kalau masih di waktu awal-awal mereka dekat. Tapi sekarang.. justru tidak tahu kenapa seringnya Ariq menemukan kesulitan untuk mengutarakan perasaanya.

Seringkali dia berpikir waktunya mungkin belum tepat atau tiba-tiba dia jadi kurang yakin sama hubungannya. Ariq jadi labil kalau sudah membahas tentang hubungannya dengan Latisya.

Iya, mereka sama-sama ragu dan labil.

@ariqdesnata_ : sent a video from @animals.world

@latisyas.rinjani : aaaakk.. ucul banget dehh!!

@ariqdesnata_ : Iyaa, gemes abisss Jadi pengen pelihara deh.

@latisyas.rinjani : Semuanya pengen dipelihara, tapi ga ada yang jadi :p

@ariqdesnata_ : Yhaa kan kalo panda kek gini susah, musti izin dulu. Ribet neng.

@latisyas.rinjani : Yaudah tanem bae-bae aja niat mau peliharanya kalo gitu.
@latisyas.rinjani : sent a video from @lifeisreceh

@ariqdesnata_ : Iya, pelihara yang lain aja kali ya. Ada kelinci, ucul! Mau ga yg cweknya? Ntar gue pelihara yang cowoknya jg. Kelincinya couple gitu.
@ariqdesnata_ : anjirr, bego nya natural gitu:v

@latisyas.rinjani : Ngapaiin?? Lo ajalah yang pelihara. Gue ga bisa pelihara-pelihara kek itu.

@ariqdesnata_ : Ga bisa apa males tuh?

@latisyas.rinjani : Biar ga boong. Karena males hihi

Ariq Desnata is calling...

"Lhaa dia pake telpon segala."
Ditelpon Ariq, Latisya langsung panik. Latisya seneng sih ditelpon Ariq, tapi entah kenapa dia jadi takut, malu dan deg-degan. Aduh random abis perasaan Latisya setiap dihadapkan dengan Ariq, baru juga ditelpon begini.

Lemah banget sih emang. Eh, lemahnya sama Ariq doang tapi.

"Sori ya Mas, nggak minat tawaran kredit pancinya." Latisya mencoba menutupi kegugupannya.

Terdengar tawa renyah dari Ariq. "Sembarangan gitu ya Mbak kalo jawab telpon. Salam dulu kek. Assalamualaikum." Entah kenapa suara Ariq terdengar sangat halus sangat mengucap salam, Latisya jadi panas dingin mendengarnya.

"Waalaikumsallam. Bukan sembarangan, takut aja gitu kayak lagi ditelpon sama buronan." Latisya nyindir dikit sih soal buronan ini.

"Buronan? Lah ketahuan ya saya maling hatinya mbak hahaha."

"Mulut Ariq nggak bisa ditahan banget sih!" Batin Latisya. Latisya langsung salah tingkah dikamarnya, persis remaja yang lagi PDKT.

"Hehhh.. norak abis yaa! Mas nya kan udah berapa hari nih menghilang nggak ada kabar."

Kadang Latisya kesal, Ariq itu suka tidak ada kabar, terus tiba-tiba dia bakal menelpon Latisya, setelah itu tidak tahu lagi gimana keadaanya.

Tapi ya Latisya sadar, memangnya dia siapanya Ariq?

Ariq tertawa kecil disebrang sana, merasa tidak enak karena obrolan terakhir yang dikirim Latisya tidak sempat dia balas. Sebenarnya baik Latisya dan Ariq tidak pernah menuntut untuk harus membalas setiap pesan atau telepon.

Start with ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang