"Hahahaha..jadi gimana gimana, lo dapet tugas untuk analisis ke Korea. Sama siapa perginya Syaaa?" Nabila dengan sengaja mengulang-ulang pertanyaan itu dengan nada jahiln
"Sama Pak Adnan ya Sya? Hahaha.." Tampaknya pekerjaan ini menjadi kepuasan tersendiri bagi Nabila dan Bima, karena mereka dengan sangat bahagia terus menertawakan Latisya.
"Bil plis deh. Terus suara lo kecilin dikit napa, nanti ada yang denger, gosip lagi." Sebelum pulang, tanpa mau ditunda Nabila langsung menodong Latisya untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi kepadanya hari ini.
"Lagian pergi ke Korea berdua banget."
"Yaa mana gue tahu, tanya sendiri sama boss lu. Eh itu bareng scientifist officer juga ya!"
"Yaudahlah yaa.. kapan lagi liburan gratisss. Sekalian memperbaiki hubungan lo sama Kak Adnan tersayang." Nabila kembali tertawa. Tidak tahu bagian mana dari cerita Latisya dan Adnan yang lucu sampai semua orang terus-terusan tertawa.
"Sayang your ass! Harusnya lo khawatir, sahabat lo pergi sama dia, ke luar negeri pula. Kalau disana gue diperbudak sama dia gimana coba?"
Latisya mendramatisir nada bicaranya."Lebay! Latisya lebay. Nanti yang ada disana lo jadi jatuh cinta lagi sama dia. Secara modelan Pak Adnan udah kayak Jamie Dornan gitu." Nabila mencolek dagu Latisya.
"Bisa-bisa Ariq tersingkir nih posisinya." Kata Nabila sambil terkikik.
"Teruuuss.. yang tadi buat lo senyam-senyum kenapa? Ariq bilang apa?" Tanya Nabila lagi.
Senyum Latisya langsung mengembang mengingat telepon Ariq tadi, "Kepo yaaaa..."
"Dih gaya lo.. buruan cerita, udah sore nih."
"Hehehe..tadi kan dia nelpon gue, terusss.." Latisya sengaja menjeda ceritanya sengaja agar Nabila semakin penasaran.
"Buruan deh Sya, mau cerita apa nggak nih?" Latisya terkekeh.
"Tadii.. dia bilang.. dia nelpon gue itu.. karena.. dia.. kangen sama gue."
"Butuh gue ulang nggak?" Latisya menjawab dengan senyuman di wajahnya.
"Halu nggak nih?" Nabila menaikkan salah satu alisnya. Latisya pikir Nabila akan merespon dengan heboh.
"Enak aja, nggak lah! Jadi lo tau lah ya, kenapa tadi gue senyum-senyum gitu."
"Dia tadi bilangnya gimana emang? Beneran dia bilang kangen sama lo? Salah denger kali." Nabila memastikan, kan bahaya kalau ternyata sahabatnya ini hanya halusinasi.
"Nggak percayaan banget sih. Dia bilang dia nelpon gue karena dia kangen sama gue Bill.. dia bilang dia kangen dong! Mana nggak bahagia gue dengernya." Latisya memukul-mukul lengan Bila dengan rona merah diwajahnya.
Ohh.. look Ariq, what did you do with her?
"Bagus dehh kalau gitu! dia akhirnya nggak jaga kandang lagi. Bisa jadi abis ini lo ditembak.. atau dilamar deh sekalian."
"Aminin nggak nih?" Latisya terus-terusan tersenyum.
"Aminin lah! Ciee.. Latisya dikangenin. Udah tapi jangan senyum-senyum terus, dikira gila ntar." kemudian Nabila menggandeng tangan Latisya untuk segera pulang.
***
Hari ini benar-benar diluar dugaan Latisya, tiba-tiba Ariq menelpon lalu bilang kalau dia kangen. Kemudian dia mendapat tugas ke Korea dan berangkatnya bareng Adnan. Oh, bagian satu ini hampir dia lupakan.
Tadi saat di kantor dia sudah menyiapkan beberapa berkas yang diperlukan sisanya akan diurus besok. Dan malam ini tanpa dia sadari, ia sudah menyiapkan paspor dan berkas untuk mengurus visa.
Sepertinya dia harus berpikir efek domino dari keputusannya ini, mungkin saat menyanggupi pekerjaan ini dia dalam keadaan setengah sadar. Mungkin. Bisa jadi."Aarrgghh..." Latisya jadi kesal, bagaimanapun pergi dengan Adnan adalah hal yang tidak pernah ada di pikirannya. Membayangkan dirinya harus terjebak dengan Adnan dalam waktu yang lama, diluar negeri pula membuat Latisya bergidik ngeri. Bisa-bisa suara jangkrik ada disekitar mereka saat disana nanti.
Krik..krik..
***
Bukan hanya Latisya, di kamarnya malam ini, Adnan terus-terusan memikirkan apa yang terjadi ketika dia harus pergi berdua saja dengan Latisya. Walaupun dia terus mengatakan pada dirinya bahwa 'hanya perlu bersikap profesional' tapi tetap saja kan?
Adnan Arganta : Bim, lo ikut gue ke Korea deh.
Bima Pradipa : kan gw mau ngurusin yang lain beb.
Bima Pradipa : emg Tisya knp? Ga mau dia?Adnan Arganta : Iya dari divisi kita, bertiga. Sama lo.
Bima Pradipa : sorry gue ga mau jadi setan diantara kaliann
Adnan Arganta: nggak diantara kita aja lo udah jadi setan, siapin keperluan lo utk urus visa.
Bima Pradipa : manja bgt sih ga mau pisah sama gue, ntar pas kerjaan gue repot lu ga mau bantuin!!
Adnan Arganta : ngikut apa kata gue aja lah
Bima Pradipa : diktator abiz sihh
Iya mungkin sebaiknya dia pergi bertiga dengan Bima. Bima akan membuat semuanya baik-baik saja. Ia yakin.
Sebenarnya Adnan sadar mungkin dia terlalu berlebihan, masa lalu SMA nya kenapa harus membuat dia repot-repot khawatir seperti ini? Bukankah selama ini mereka sudah baik-baik saja, setidaknya, mereka sudah bersikap professional--sejauh ini.
Dengan bersikap seperti ini bukannya akan membuat suasanya menjadi lebih canggung, Adnan berpikir apa mungkin lebih baik dia sedikit lebih santai dengan Latisya setidaknya untuk membantu pekerjaan mereka nanti disana.
Setelah lelah memikirkan pekerjaannya, Adnan pun memilih merilekskan tubuhnya. Dia membuka instagram miliknya, dia melihat ada sebuah postingan dari akun @Kiaracantika22. Sebuah foto yang menunjukkan siluet laki-laki dan perempuan di pantai. Adnan memperhatikan foto itu, dia tersenyum miris dulu Adnan pernah berfoto seperti itu, dengan Kiara.
But, she just leave him. Kiara meninggalkan Adnan saat mereka sudah berpacaran selama lima tahun, lima tahun bagi Adnan tapi tidak bagi Kiara.
Ah sudahlah, Adnan sudah cukup dengan Kiara, toh dia sudah sangat jelas mengatakan bahwa dia tidak mengingkan Adnan lagi.
Tidak ada lagi yang harus dia pikirkan dari masa lalu, cerita lama sudah dia tutup. Akhirnya pun sudah jelas. Ada ribuan hari yang masih harus dia lalui, cerita baru dengan judul baru.
***
See you next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Start with A
Romantizm[END] Hampir sepuluh tahun berada di hubungan tanpa status tentu bukan yang Latisya inginkan, tapi karena sudah terlalu lama membuat dia sangat nyaman saat bersama Ariq sehingga Latisya tidak ada pilihan lain selain hanya menunggu sampai hubungan me...