Adnan baru tiba di kantor, masih ada waktu sekitar lima belas menit sebelum mereka terlambat. Suasana kantor sudah cukup ramai, ada mereka yang sedang mengobrol, ada yang masih pakai make-up, ada juga yang sudah sibuk di depan laptop--di kejar deadline sepertinya.
Diantara penghuni lantai itu, Adnan tidak menemukan orang yang dicarinya. Tasnya ada tapi kursinya kosong.
"Latisya mana?" Tanya Adnan.
"Lagi di pantry pak." Jawab Arvin.
"Kalau dia sudah kesini tolong bilang untuk langsung keruangan saya ya. Bim, keruangan gue." Kemudian Adnan menghilang dibalik pintu ruangannya disusul dengan Bima.
Arvin Wicaksono : Latisya siaga!! Lo dicariin pak Adnan disuruh keruangannya.
Recky Pratama : Minta bacain hadist kalii!!! Hahaha..
Bima Pradipa : Bawain kopi noh buat Adnan sekalian gue ya
Latisyas Rinjani : Kenapa ga lo bilangin gue lagi di Arab Vin? Lagi belajar ilmu hadist!
Latisyas Rinjani : Tangan gue ga se-suci itu utk buatin kopi ustad Adnan :)Bima Pradipa : HAHAHAHA! Sampein ke orangnya nihhh!!
Recky Pratama : FYI Sya, Bima lagi diruangannya Adnan. Mamposs lu dicepuin!
Latisyas Rinjani : Kak Bimaaaaa.. gue sumpahin lo bisulan 12 warna kalau sampe dibilangin!
Bima Pradipa : Busettt.. itu bisul apa crayon Titi? Buruan sinii woi!
"Telat lo! Bima kan bukan lagi ember tapi samuderaaa.. Udah bocor pasti nih obrolan." Nabila berjalan mendahului Latisya dengan secangkir kopi ditangannya.
"Parah nih emang Kak Bima. Awas aja kalo dia bilangin ke Adnan."
"Hahahahaha..didepan dia nggak berani lo manggil gitu!"
Latisya meletakkan kopi miliknya kemudian mengambil beberapa berkas yang dibutuhkan Adnan, selama menuju keruangan Adnan dia berpikir bagaimana kalau Bima benar-benar menyampaikan isi obrolan mereka tadi? Kan asem banget dua kali ketahuan lagi ngatain Adnan.
"Permisi pak." Latisya memasang suara dan muka se-datar mungkin, dilihatnya Adnan dan Bima sedang mengobrol.
'Dih kerja apa nongkrong nih berdua' cibir Latisya dalam hati.
"Duduk." Adnan mengarahkan dagunya ke sofa yang berada disebrang Bima, Latisya duduk sambil memasang muka garangnya ke Bima.
"Sya coba kamu cek.." Belum selesai, Latisya langsung memotong perkataan Adnan.
"Sudah pak, laporan kemarin sudah saya cek ulang. Nggak ada yang salah, data nya sudah sesuai semua." Latisya menjawab dengan lugas dan tegas, udah kayak pegawai teladan belum?
"Saya belum selesai bicara, bukan itu yang saya maksud." Adnan menatap datar ke arah Latisya.
"Maaf pak, jadi yang mana pak yang harus saya cek?" seingat Latisya Adnan baru memerintahkannya untuk memeriksa lagi laporan yang dibuatnya dua hari yang lalu.
"Coba kamu cek bisul Bima sudah dua belas belum, warna apa yang belum ada?"
Kampretossss.. mati kutu banget Latisya, sedangkan Bima sudah tertawa terbahak-bahak.
"Kayaknya yang belum warna pink, warna kesukaan lo deh Sya." Muka Latisya menjadi merah, ah ketahuan lagi! Mulut Bima kayak petasan lebaran sih!
Adnan masih melihat Latisya kemudian dia mendengus geli. Dia berdehem dan mulai serius.
"Nanti aja cek bisul nya, saya mau bahas pekerjaan dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Start with A
Romance[END] Hampir sepuluh tahun berada di hubungan tanpa status tentu bukan yang Latisya inginkan, tapi karena sudah terlalu lama membuat dia sangat nyaman saat bersama Ariq sehingga Latisya tidak ada pilihan lain selain hanya menunggu sampai hubungan me...