Holaa!
Guys aku mau kasih tahu kalauu, cerita ini akan ada alur baliknya. Jadi flashback dulu saat masa-masa SMA mereka. Nanti kalian akan menemukan beberapa Bab flashback kek gini.Semoga kalian ga bingung yaaa!
Happy Reading!
****
FlashbackBisa dibilang Ariq itu terobsesi untuk jadi pilot, dulu zaman-zaman SMA dia rajin olahraga biar bisa ikut tes Pilot. Latisya baru kali ini melihat Ariq belajarnya serius, selain karena sudah dekat dengan ujian tapi disini dia memang bisa melihat kesungguhan Ariq.
Tidak banyak orang yang tahu kalau Ariq ingin menjadi pilot. Latisya saja tahunya setelah mereka dekat, tapi sayang, bunda Ariq melarang anak-anaknya kerja yang berhubungan dengan penerbangan. Karena ada kesedihan mendalam bagi bundanya.
Ayah Ariq dulu adalah pilot dan bundanya seorang dokter. Ayahnya meninggal waktu Ariq baru masuk SMA, meninggal karena kecelakaan pesawat saat akan terbang ke Medan. Bundanya sangat terpuruk saat itu, sampai trauma naik pesawat dan dari situ bundanya melarang Ariq untuk jadi seorang pilot.
***
"Iya maksud gue.. kalian itu yang cewek sekolah tinggi boleh, gaji gede juga boleh tapi dengerin nih ya. Misal kalian dokter, terus S3, gaji kalian gede. Orang tua kalian pengusaha kaya, dapet suami kerja nya biasa aja kalau berangkat kerja pake motor bebek lagi. Sedangkan kalian kerjanya pake mobil. Pikirin dong susahnya suami kalian ngimbangin kehidupan kalian." Kata Adit dengan mimik muka sok serius tapi tetap saja kelihatan kocaknya.
Hari itu mereka jamkos dan kelas 12 IPA 3 sedang ngobrol tentang masa depan, maklum sudah mau tamat sudah semakin dekat dengan dunia yang kejam.
"Betul tuh. Kasihanlah suaminya, nanti kalian makan seafood terus suami kalian sengaja makan tempe aja, kenapa? Karena berasa banget numpang sama istri." Yos menimpali, sontak yang lain langsung tertawa.
"Udah makan tempe doang nasinya yang udah kerak-kerak gitu, ditawarin istrinya 'Yah makan udang' terus suaminya jawab 'nggak pa-pa buat Bunda sama anak-anak aja' " Kembali Adit bersuara Latisya ketawa sampai sakit perut dan keluar air mata.
"Tahu nggak kenapa? Itu karena gaji istrinya lebih gede. Lakinya jadi minder!" Ini ceritanya, cowok dikelas pada curhat unek-unek kalau mereka tertekan juga cari kerja nanti. Yang cewek mah bodo amat sama alasan cowok-cowok cerita ginian, yang penting lucu. Mendekati ujian nasional mereka memang butuh hiburan.
"Nanti kalau istri kerja, suami lagi day-off eh tetangga ngerumpi 'istri yang capek-capek kerja suami jagain anak-anak, abis itu nyantai dirumah' bayangin lo semua gimana tuh laki nya. Tertekan lahir batin banget!" kali ini Igo ikutan bersuara.
"Makanya hhh.. jadi laki harus kaya, kerja yang bener!" Nabila menjawab sambil mengatur napas, karena sedari tadi dia tertawa tidak berhenti-berhenti.
Latisya juga terus-terusan ketawa, kemudian matanya dengan sengaja melihat ke arah Ariq. Dari tadi Latisya perhatikan Ariq hanya ketawa kecil bukan ngakak seperti yang lain, padahal cerita ini lucu banget. Banyak banget yang harus dihadapi dan realita hidup sudah mulai kelihatan, tidak salah jadi kalau teman-temannya sudah mengkhawatirkan masa depan mereka. Alih-alih motivasi diri sendiri mereka malah cerita sambil sok nasihatin yang cewek biar tidak high maintenance.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start with A
Romance[END] Hampir sepuluh tahun berada di hubungan tanpa status tentu bukan yang Latisya inginkan, tapi karena sudah terlalu lama membuat dia sangat nyaman saat bersama Ariq sehingga Latisya tidak ada pilihan lain selain hanya menunggu sampai hubungan me...