Setelah beberapa bulan berkutat dengan produk baru, akhirnya hari ini produk itu di launching. Ada banyak strategi pemasaran yang akan mereka lakukan, salah satunya adalah dengan mengundang beauty influencer dan beberapa selebgram. Karena sudah sangat terbukti, di era seperti sekarang ini peran mereka sangatlah penting, semua orang kebanyakan melihat review produk dari mereka di media sosial.
So that’s why, strategi ini sekarang menjadi agenda penting untuk pemasaran. Divisi marketing bisa mengurangi tugas mereka sedikit, mereka cukup mengadakan acara ini kemudian akan dengan mudah dipromosikan ketika para beauty influencer ini mereview produk mereka. Once again, we must thank to globalization.
“Eh, gue ikut dong ke launching nya. Kalian pinter banget sih cari beauty influencer, cantik-cantik begini.” Mendengarnya membuat Bima memukul bahu Arvin menggunakan gulungan kertas.
“Kalau nggak cantik bukan beauty influencer namanya, pinter banget sih Vin.” Sedangkan Arvin hanya memberikan cengriannya.
“Nggak bisa banyak-banyak yang kesana. Harus ada satu yang gantian kalau lo mau ikut.” Nabila menjelaskan kalau cukup 4 orang saja dari divisi mereka yang diperbolehkan hadir di acara launching itu.
“Yah kok gitu, Gue ngikut ajalah, nggak akan diusir sekuriti juga.”
“Ganjen banget sih jadi laki lo Vin” Kali ini Latisya bersuara dengan matanya yang berfokus di laptop.
“Kalo nggak ganjen bukan laki namanya! So, siapa aja Bil yang ikut jadinya?”
“Gue, Latisya, Bima sama Pak Adnan.”
Tepat sekali setelah itu pintu ruangan Adnan terbuka, menghadirkan empu ruangan itu. Latisya langsung pura-pura sibuk dengan laptopnya karena sejak hari itu--dirumah Adnan, Latisya menghindarinya.
Latisya tidak tahu pasti kenapa.. tapi karena perkataan Adnan waktu itu membuat dia jadi sedikit canggung untuk berhadapan dengan Adnan.
“Latisya, ikut saya ke kantor pusat.” Latisya mengangkat kepalanya.
Kantor pusat lagi?
“Bukannya kita ke acara launching ya Pak?” Adnan mengibaskan tangannya.
“Change sama yang lain aja, kamu ikut saya urus yang lain.” Latisya mengendurkan bahunya, dia harusnya bisa sedikit refreshing dengan ikut ke launching. Tapi dengan ke kantor pusat seperti ini mana bisa.
Arvin menahan senyumnya, “Bapak nggak kesana pak? di change sama yang lain berarti ya?”
Adnan mengangguk, “Tolong kasih saya report nya saja nanti.”
Kemudian pandangan Adnan beralih ke Latisya, “Suruh Tia atau Viona aja yang gantiin Latisya.”
“Kenapa nggak Tia atau Mbak Viona aja yang bareng bapak ke kantor pusat?” Mendengarnya Adnan mengerutkan dahinya, kemudian dia mengangkat dagunya—tanda tidak mau dibantah. Tanpa melontarkan kalimat apapun Latisya bisa paham.
Latisya menghembuskan nafasnya kasar.“Sekarang pak?” Pertanyaan Latisya mengundang tatapan tajam dari Adnan.
“Nanti nunggu Kim Jong Un jadi boyband. Ya sekarang lah! Buruan.”
“Iya yang mulia, tunggu sebentar ya.” Adnan kembali menatap tajam ketika mendengar dirinya dipanggil ‘Yang Mulia’ sedangkan Latisya tidak menghiraukannya dia memilih untuk bersiap-siap.
***
Didalam mobil hanya terdengar lagu New Light dari John Mayer. Sebenarnya ini salah satu playlist Latisya.. biasanya dia akan menggerakkan kepala, kaki atau tangannya untuk mengikuti irama lagu. Tapi sekarang dia hanya berdiam diri karena masih merasa canggung berdua saja dimobil dengan Adnan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Start with A
Romance[END] Hampir sepuluh tahun berada di hubungan tanpa status tentu bukan yang Latisya inginkan, tapi karena sudah terlalu lama membuat dia sangat nyaman saat bersama Ariq sehingga Latisya tidak ada pilihan lain selain hanya menunggu sampai hubungan me...