"Pagi Latisysaaaa.. gimana udah siap dong pasti. Lo nggak lagi pake rok kan? Gue nggak mau denger alasan lah. Pokoknya habis rapat nanti lo langsung sit up ya!" Baru saja meletakkan tasnya di meja, Bima sudah berisik.
Entah apa yang terjadi dengan Real Madrid semalam, skor 3-2 yang membuat Bima dan Arvin tertawa bahagia.
"Gue sit up nya disini ya, nggak mau di kantor pusat!"
"Lah perjanjiannya? Kan udah deal." Bima dan Arvin masih saja cekikikan. Parah banget.
"Gue nggak pernah bilang deal, noh temen lo yang deal. Gue sit up nya disini aja, kayak biasa. Pokoknya gue nggak mau ya di kantor pusat, inget, gue nggak pernah setuju sama taruhannya!"
"Nggak fair nih!" Kata Arvin dengan mengarahkan jempol kanannya ke bawah.
"Kalah ya semalem? Terus gimana, Pak Adnan mau push up di kantor pusat juga?" Nabila datang dengan secangkir kopi, seperti biasa.
"Harus mau dong! Tapi semalem muka nya udah nggak enak banget, dia mikir kali ya, masa harga dirinya turun gara-gara push up karena kalah taruhan bola..hahahah." Arvin benar, ketika lima belas menit sebelum peluit panjang ditiupkan muka Adnan sudah tidak bersahabat. Sedangkan Latisya masih optimis paling tidak di menit terakhir skor bisa seri, eh ternyata..
Nabila menyenggol lengan Latisya kemudian mengarahkan dagunya kearah pintu masuk.
"Pagi Pak Adnan, sudah ngopi belum pagi ini? Butuh saya buatin nggak?" Adnan baru saja tiba dikantor, mukanya datar seperti biasa, dia sepertinya lupa kalau hari ini dia harus push up.
"Nggak usah makasih Bil."
"Sini dulu dong, mau kemana lo? Sini..sini kita bahas taruhan kita dulu" Adnan menghela napas kemudian berjalan kearah mereka.
"Push up dong pak hari ini?" Adnan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Nabila.
"Latisya juga kan?" Adnan mengarahkan pandangannya ke Latisya, sedangkan yang bersangkutan dalam mode muka cemberut.
"Oh iya jelas!" Arvin memberikan cengiran kuda miliknya. Latisya makin kesal setelah melihat cengiran Arvin, sok cakep emang.
***
Latisyas Rinjani : gue sit up karena kalah taruhan! Hikssss sebel bangettAriq Desnata : yaahh kasihaann..puk puk. Kapan sit up nya?
Latisyas Rinjani : after office hours hari ini:( sebel bgt Madrid kalah.
Ariq Desnata : Lagian, mainan kayak jantan banget sih.. pake taruhan sit up gitu wkwkwk
Latisyas Rinjani : kalo taruhannya pake bakso malang, ntar ga jadi daging.
Ariq Desnata : hahahahaha mau nonton ah ntar. Boleh ga?
Latisyas Rinjani : Gaa!! Sorry ya, taruhan ini nggak ditayangkan di televisi nasional.
Ariq Desnata : nonton live dong gue
"Masih tuh kalian chattingan? Dari zaman yunani kuno hubungan gini-gini aja." Nabila mencibir sahabatnya, mereka sedang berada di foodcourt dekat kantor pusat.
"Udah lama gue nggak chattingan sama dia." Jawab Latisya jujur.
"Lo ada rasa nggak sih sebenernya sama dia, ini tuh udah lama banget Sya. Nggak bosen lo nunggu terus?" Nabila bertanya menyelidik, jarang sekali orang bisa memiliki perasaan yang sama kalau hubungan mereka hanya sebatas 'ini' saja.
Latisya diam, dia-juga-tidak-tahu.
"Kalau ada orang yang deketin lo selain dia, jangan sok lo tolak deh. Buktinya Ariq aja bisa buka cabang perempuan dimana-mana, lo jangan stuck sama dia doang." Nabila melanjutkan perkataannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Start with A
Romance[END] Hampir sepuluh tahun berada di hubungan tanpa status tentu bukan yang Latisya inginkan, tapi karena sudah terlalu lama membuat dia sangat nyaman saat bersama Ariq sehingga Latisya tidak ada pilihan lain selain hanya menunggu sampai hubungan me...