Extra Part

5.3K 248 11
                                    

Mendadak rindu cerita ini, jadi yah.. bikin extra partnya aja deh. Sebenarnya aku udah lumayan lama sih bikin extra part ini, tapi baru pengen di upload hari ini hehe.

Ada yang rindu Latisya-Adnan?

Happy Reading!

-----

I

Latisya mempercepat langkah kakinya, ketika sudah sampai di depan lift, dia menekan-nekan tombolnya dengan harapan lift bisa sampai dengan cepat. Tapi nihil, lift yang dari lantai 11 itu masih berhenti di lantai 5.

Latisya menggigit bibirnya, tidak.. tidak lagi dia mengulangi kesalahan.
"15 menit.. ini fatal, fatal." Batin Latisya yang sudah sangat cemas.

Ting..
Didalam lift, Latisya membenahi lagi pakaiannya yang sedikit berantakan karena harus dipakai lari-lari dari parkiran tadi.

Kerusuhan Latisya tidak selesai sampai didalam lift, karena ketika sampai di kantornya, dia masih harus berlari lagi menuju ke ruang rapat.

"Sumpah gue nggak akan mau lagi berangkat nebeng-nebeng Ferdi!" Gerutu Latisya dalam hati. Dia bisa merasakan tubuhnya yang gemetaran karena terlalu cemas.

Masuk nggak..masuk nggak?

Jegrek.. Latisya terperanjat. Hampir saja dia teriak karena pintu rapat dihadapannya tiba-tiba terbuka. Dia melihat tatapan horor dari Mbak Viona.

"Dari mana lo? Buruan masuk! Nungguin lo nih daritadi." Bisik Viona. Latisya mengangguk dan segera masuk ke ruangan. Harapan dia akan masuk ruangan bersama Viona ternyata tidak bisa, karena Viona yang justru keluar ruangan.

Latisya dengan susah payah melangkahkan kakinya memasuki ruang rapat itu. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat tatapan dingin dari Adnan. "Mati gue."

"P-Permisi Pak. Maaf saya telat." Kata Latisya dengan suara yang sedikit bergetar. Jujur, semenjak bekerja Latisya justru jadi luar biasa takut kalau datang terlambat seperti ini.

Yang dia harus hadapi adalah Adnan, Adnan! Meskipun sekarang statusnya sudah berpacaran, tapi tolong ingat kalau 'Terlambat' tidak masuk kata-kata romantis bagi Adnan.

"Lo darimana sih? Kok bisa telat?" Tanya Nabila sambil berbisik.

"Gara-gara.."

"Kita mulai rapatnya." Suara Adnan memotong kalimat Latisya. Latisya yang tahu kalau atasan alias pacarnya itu sedang dalam kondisi tidak bersahabat, langsung mengatupkan mulutnya.

***

"Ih.. ada masalah apa sih lo sama hari Kamis, Sya? Selama Pak Adnan jadi Manajer tumben-tumbenan lo pake telat." Tanya Nabila saat mereka sudah kembali ke meja masing-masing.

"Masalah lo nih! Mantan terindah lo itu yang ngebet banget minta gue berangkat bareng, mau ngepoin lo."

"Hah?! Lo berangkat bareng dia?" Tanya Nabila kaget.

"Iya kenapa? Cemburu lo?"

"Berangkat bareng siapa? Dia siapa? Cemburu sama siapa?" Tubuh Latisya langsung bereaksi ketika mendengar suara itu. Suara yang sudah sangat familiar ditelinganya. Suara yang menjadi kesukaannya, tapi tidak hari ini.

"Kamu berangkat bareng siapa sampai bikin Nabila cemburu?" Latisya hanya bisa diam dan memasang muka memelas ketika melihat Adnan berdiri didepan mejanya sambil menatap tajam kearahnya.

Start with ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang