Selamat membaca ^__^
.
.
.
.
."Pakai cepat!" Ucap orang itu tanpa melihat keadaan Adiba. Ia hanya ingin menjaga pandangannya. Adiba pun menjauhkan tangannya dari leher Sandra dan menerima jilbabnya. Kemudian memakainya dengan sembarangan.
"Kalian..., ikut saya ke ruang bk!" Ucap Azram dengan tegasnya. Adiba menatap Sandra dengan tatapan tajam sedangkan Sandra menatapnya penuh penghinaan. Azram pun berjalan meninggalkan kantin diikuti oleh Adiba di belakangnya.
"Ini semua gara gara lo!" Teriak Sandra sebelum berjalan cepat mendahului Adiba dan menyenggol bahunya dari belakang. Adiba berdecak kesal mendapat perlakuan seperti itu.
~*~
R
uangan bk terasa sangat panas. Bukan karena suhu bumi yang tinggi. Melainkan adanya dua murid sma yang sama sama sedang menahan amarah dan rasa kesal.
"Duduk" Suara Azram menghentikan aksi saling menatap tajam diantara Adiba dan Sandra. Keduanya pun duduk di depan Azram.
"Sandra Cakradinata, kenapa kamu melepas jilbab dia?" Tanya Azram sambil melihat buku daftar nama siswa. Lalu beralih menatap Sandra.
"Dia yang cekik saya duluan! Wajar dong kalo saya ngelawan?!" Bela Sandra untuk dirinya sendiri.
"Enak aja lo! Lo yang numpahin minuman ke Haiva! Dasar cewek gak tau diri! Eh namanya pelaku mana ada yang mau ngaku" Sindir Adiba dengan sangat lantang.
"Tapi kalo aja gue gak ngelawan, gue udah mati gara gara sesak nafas tau gak!"
"Lo yang seharusnya salah! Lo tarik jilbab gue sampe lepas! Mau lo apa hah?!" Ucap Adiba semakin berapi api. Ia sudah berdiri dan menggebrakkan meja di hadapannya. Sandra yang tak mau kalah pun ikut berdiri.
"Lo!.."
"Stop!!" Ucapan Sandra dengan cepat dipotong Azram. Ia sudah muak dengan dua gadis di hadapannya. Gadis yang hampir setiap hari memasuki ruangan ini. Terlebih untuk Adiba yang kadang lebih dari satu kali dalam sehari membuat kesalahan.
"Cukup! Sekarang ikut saya keperpustakaan!"
~*~
A
zram menatap dua gadis di depannya dengan tatapan yang sangat datar. Satu gerakan dari dua gadis di depannya tak pernah luput dari penglihatannya. Adiba dan Sandra tengah menyusun beberapa tumpukan besar buku buku sejarah dan memasukkannya ke rak perpustakaan.
"Akhirnya selesai" Ucap Adiba setelah selesai menyusun buku buku tebal itu. Adiba merenggangkan tangannya dengan merentangkannya ke atas. Kemudian memutar pinggangnya ke kanan dan ke kiri. Hingga postur tubuh Adiba terlihat berbentuk dari belakang. Azram yang melihat itu pun mengalihkan pandangannya.
"Siapa bilang udah selesai?" Ucap Azram membuat Adiba dan Sandra menatapnya.
"Tuh! Susun buku novel di belakang" Suruh Azram sambil menunjuk beberapa tumpukan buku dengan dagunya. Sandra yang melihat itu menghembuskan nafasnya kasar. Sedangkan Adiba sudah menggerutu tidak jelas sambil berjalan mendekati rak di sudut ruangan perpustakaan.
"Kalau sudah selesai, kalian berdua boleh ke kelas kalian" Ucap Azram seraya berdiri dari duduknya dan melenggang pergi meninggalkan perpustakaan tanpa menatap Adiba dan Sandra.
"Urusan kita belum selesai!" Tukas Sandra, kemudian berjalan dengan santai keluar perpustakaan.
"Woy! Enak aja lo! Dasar cewek aneh!" Sandra seolah menulikan telinganya, ia tetap berjalan dengan santai sedangkan Adiba terus berdecak kesal atas kejadian hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIBA
Teen FictionAda kalanya kamu menangis dalam keheningan seolah mencurahkan isi hati pada gelapnya malam, dan ketika terbangun bantalmu masih basah. Ada kalanya ketika kamu ingin menyerah, frustasi akan segala sesuatu yang memberatkan langkahmu. Ada kalanya kam...