Adiba 27 : Awal Kegelapan

511 46 1
                                    

¤¤¤
Pembaca yang bijak pasti ngevote kan?

Kalo ada typo bilangin

Happy Reading!
¤¤¤


"GILA! ASLI GILAAAA! GILAAA! GUE NGAPAIN TADI?! ASTAGA! WAGELASEH!!" Adiba berteriak keras tidak jelas, mengabaikan tatapan orang orang yang menganggap aneh dirinya. Haiva dan Nala sudah tak kuasa menahan malu. Nala ingin sekali mengguncang tubuh Adiba, saking kesalnya.

"Lu yang gila! Bisa diem gak sih?! Susun kursinya yang bener!"

Mereka bertiga dan beberapa orang lainnya diberi tugas untuk menyusun kursi di lapangan sekolah. Di depan mereka sudah ada panggung yang berhias bunga dan satu lampu besar yang menjadi iconic.

Sebentar lagi acara akan dimulai, para orang tua sudah mulai berdatangan. Kebanyakan dari mereka juga memakai batik seperti para murid.

Setelah semua sudah beres, murid murid diminta untuk duduk di tempat yang disiapkan. Acara dimulai. Yang ditunjuk menjadi mc acara ini adalah adik kelas mereka. Suasana begitu lancar dan damai. Kepala sekolah memberi sambutan. Dan dilanjutkan dengan acara lainnya, seperti menyanyi lagu perpisahan bersama untuk semua siswa siwsi di atas panggung dan pengukuhan.

"Sampailah kita pada acara ke lima yaitu pengukuhan siswa dan siswi kelulusan tahun ajaran 2019-2020, para dewan guru dipersilahkan untuk naik ke atas panggung" Ujar mc yang disambut tepuk tangan oleh semua orang. Para guru sudah berjejer di atas panggung. Satu persatu murid naik keatas panggung sesuai nama yang dipanggil oleh mc.

"Sherlyvio Adiba Azkayra"

Giliran nama Adiba yang dipanggil. Satu persatu Adiba menaiki tangga kecil. Ada sesuatu yang membuat Adiba pangling. Seorang guru dengan tubuh tegap dan tingginya, membuat siapa saja terpana dengan pesonanya. Rambut pomade dengan sedikit jambul. Baju batik coklat rapi serta celana hitam membuatnya terlihat berwibawa.

Kaki Adiba tetap berjalan, namun pandangannya terkunci pada sosok Azram. Bahkan ia melewati bendera merah putih yang seharusnya dicium. Ia sampai diteriaki oleh para murid yang mengantri di belakangnya. Alhasil ia harus putar balik dan menahan malu luar biasa.

"Jangan lihat saya begitu lagi" Ucap Azram sangat pelan tepat saat Adiba menyalami tangan Azram. Entah kenapa hati Adiba berdesir saat tangannya dan tangan Azram menyatu. Terasa hangat namun membuat jantung berdisko ria.

"Eumbh" Adiba hanya berdehem. Ada satu hal yang tiba tiba terlintas dipikirannya. Kenapa Azram tidak merasa risih saat banyak siswi yang menyalaminya bahkan dengan sengaja mengecup lama punggung tangannya?

Adiba menepis pikiran itu.

Bukan urusan gue Batin Adiba.

Setelah dipakaikan sebuah kalung, Adiba berjalan kembali ke tempat duduk asalnya.

Setelah acara pengukuhan tadi, acara selanjutnya adalah penampilan penampilan dari sebagian siswa siswi yang telah ditunjuk. Awalnya Adiba menikmati pertunjukkan wayang kulit di depannya. Namun kenikmatan itu sirna saat Sandra tiba tiba menariknya.

"Mau ngapain lo hah?!" Bukan Adiba yang berbicara melainkan Nala. Sandra menatapnya tajam, kemudian beralih menatap Adiba dengan wajah lembut.

"Gue perlu lo banget saat ini, sumpah penting banget! Demi acara perpisahan kita hari ini, ya? ya?" Sandra tampak sangat memelas. Sudah lama Adiba tidak melihat ekspresi Sandra yang seperti ini.

Setelah Adiba memutuskan berhijrah, Sandra dan Renata, sahabatnya tak mendukungnya. Sebenarnya dulu Adiba pernah mengajak Sandra dan Renata untuk kembali ke jalan yang benar, namun mereka hanya menganggap itu sebagai candaan belaka. Setelah Adiba benar benar memantapkan hatinya, kedua sahabatnya malah menjauh seolah tak pernah mengenal dirinya.

ADIBA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang