Yuhuuuuu~
Ada yang nunggu Adiba up?
Ok gak ada:(Kalo ada typo bilangin!
•***•
Happy reading:)
•***••
•
•
•
•Nathan yang mulai mengerti seketika itu juga ikut menangis. Bahkan tangisannya terdengar lebih kencang dari Hana.
Fandi pun memberi kode pada Marina agar membawa putranya kedalam. Dan ia berusaha untuk membawa Hana pergi dari panti ini.
"Ayah! Ayah jahat! Gak mau!! Hiks..Nathan gak mau! Lepasin!! Bunda Nathan nangis!!"
Nathan ditarik ke dalam oleh Marina. Sedangkan Hana berusaha ditenangkan oleh Fandi.
"Kita sudah menyepakati ini semalam, jangan buat Ayah ikut menyesal"
"Ayo pulang!" Ucap Fandi lagi. Sungguh ia sangat berat meninggalkan anak bungsunya disini. Raungan tangis Nathan terdengar sampai ditelinga mereka. Azram dan Hanum memapah tubuh Hana di antara mereka berdua.
•Flashback off
"Saya tau apa yang membuat kamu menjadi seperti ini"
"Pasti karena kamu marah dan-"
"Kalian yang jahat" Balas Nathan dengan wajah sendunya.
Nathan menatap Azram dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sedikit rasa kesal saat Azram kembali mengungkit tentang itu. Masa lalu yang begitu kelam. Membuatnya kembali mengingat masa dimana ia merasa sendiri di tempat yang ramai dan merasa sedih di saat semua orang tertawa lepas.
Nathan pun beranjak dari balkon, namun ucapan Azram seolah menghentikannya.
"Kamu tidak tau bagaimana perjuangan kami. Kamu memang lahir dari keluarga miskin, tapi kamu tidak pernah merasakan kehidupan keluarga miskin sesungguhnya"
"Kamu tidak tau rasanya lelah mencari sepeser uang untuk sesuap nasi. Kamu juga tidak pernah merasakan hidup di jalanan, mencari uang bukan untuk senang senang"
"Saat kami menjemput kamu, kamu langsung merasakan hasil kerja keras kami"
"Ma-maksudnya?" Bahkan untuk mengucapkan itu Nathan terbata bata. Apa maksud semua ini?
"Kamu tidak tau kan kenapa Ayah sama Bunda menitipkan kamu di panti?"
"KARENA NATHAN CUMA BEBAN KAN BUAT KALIAN?!!"
Azram menggeleng. Ia harus sabar. Semua harus diluruskan. Tidak boleh ada kekeliruan lagi. Dan tidak boleh ada permusuhan di keluarga ini.
"Ayah dan bunda melakukan ini sem-"
"KELUAR!! SEKARANG!!"
Azram bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar Nathan. Meninggalkan Nathan dengan sejuta tanda tanya di benaknya. Namun sebelum menutup pintu, Azram kembali berucap.
"Jujur, kakak lelah melihat kamu seperti ini. Apa kamu tidak merasa lelah juga?" Azram berusaha menekan kata kakak untuk menyindir Nathan. Nathan sangat jarang memanggilnya seperti itu. Bahkan ketika saling bercakap pun, Nathan bahkan bisa dikatakan selalu menggunakan gue-lo. Terkesan kurang sopan bagi seorang Azram.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIBA
Teen FictionAda kalanya kamu menangis dalam keheningan seolah mencurahkan isi hati pada gelapnya malam, dan ketika terbangun bantalmu masih basah. Ada kalanya ketika kamu ingin menyerah, frustasi akan segala sesuatu yang memberatkan langkahmu. Ada kalanya kam...