Adiba 28 : Kegelapan

555 49 7
                                    

Typo bilang!
Slmt mmbc:)

"Itu gak penting! Sekarang lo peran utamanya, gue cuma ingetin satu hal" Sandra mengarahkan satu jari telunjuknya tepat di depan wajah Adiba.

"Pas bagian scene pingsang lo harus bener bener keliatan pingsan trus lo harus pingsan di tengah panggung biar kena sorot lampu, ok?"

Sandra mengarahkan telapak tanganya dan dengan ragu Adiba membalasnya.

Tos!

"Cepetan pake!" Sandra mendorong tubuh Adiba untuk masuk ke ruang ganti. Setelah Adiba masuk, ia buru buru mengeluarkan hpnya dari saku dan mengirim beberapa pesan pada seseorang.

°°°°°

Nathan keluar dari ruang ganti dengan pakaian untuk drama hari ini. Ia sangat terkejut saat tirai di sebelahnya terbuka. Ada Adiba dengan gaun putri salju yang melekat di tubuhnya. Nathan juga dapat melihat ekspresi terkejut Adiba.

"Pio?! Ka-kamu ngapain pake baju itu? Kamu jadi peran utama?" Nathan langsung menghampiri Adiba dengan penuh keceriaan.

"Tuh tau" Dibalik jawaban ketus Adiba, ada detak jantung yang sedang ia kontrol. Tak bisa ia pungkiri, dirinya sangat kagum dengan ketampanan Nathan.

Astaghfirullah! Cobaan apa lagi ini ya Allah, hamba gak kuat!

"Ayo semua kumpul dibelakang panggung! Lima menit lagi kalian tampil!" Teriak salah seorang panitia. Para pementas pun bersiap mengikuti arahan panitia. Beberapa orang terlihat saling berbisik saat melihat kehadiran Adiba. Mungkin mereka terkejut akan munculnya Adiba dengan pakaian pemeran utama.

"Pasti dia yang ngebet banget pengen jadi peran utama ye kan?"

"Masih bucin sama Nathan deh kayaknya! Ishh"

"Bukannya mereka putus ya?"

"Tau tuh! Dasar aneh!"

Entah disengaja atau tidak, Adiba dapat mendengar semua hinaan itu dengan jelas. Mereka seolah olah memang ingin Adiba mendengarnya. Tiba tiba satu persatu jemarinya tertaut dengan jari seseorang. Sebuah genggaman yang terasa hangat.

"Jangan didengerin ok?" Ucap Nathan sambil memberikan senyum manisnya. Sedangkan Adiba hanya mengangguk pelan. Apa yang dilakukan Nathan malah makin mengundang cacian yang datang padanya.

Tiba tiba saja Sandra datang dengan dua botol air mineral di tangannya. Sandra sempat melirik tangan Adiba yang di genggam Nathan. Adiba yang tersadar segera menarik tangannya.

"Nih minum, kalian pasti gugup kan?"

"Thanks" Balas Nathan kemudian mengambil dua air botol itu dari tangan Sandra dan menyerahkan satu botol pada Adiba. Adiba dapat melihat raut khawatir di wajah Sandra.

"Kenapa lo?"

"Eng-nggak kok" Sandra menggeleng cepat. Ia kemudian berlalu tanpa sepatah kata pun.

Nathan meminum hampir setengah botol. Adiba sangat tahu jika Nathan sedang gugup, ia akan minum banyak air. Adiba pun juga ikut meminum air yang diberikan Sandra tadi.

"Mulai!" Teriak salah satu panitia tadi. Adiba dapat melihat tirai merah panggung yang dibuka. Satu persatu pementas menaiki panggung sesuai scene mereka.

Adiba masih ingat sedikit tentang jalan cerita drama kali ini karena ia pernah membawakannya di acara tahunan sekolah. Dan kini adalah gilirannya naik ke atas panggung. Namun ada yang salah padanya, lebih tepatnya matanya.

ADIBA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang