Enjoyyy!
"Dokter silahkan masuk, gak baik lama lama diluar entar masuk angin" Ucapan Adiba tanpa di sadari membuat jantung Akbar berdetak lebih cepat. Tak bisa ia pungkiri, dirinya ada ketertarikan saat pertama kali melihat Adiba.
Anaknya lucu, perhatian juga Batin Akbar.
"Dok..dokter" Adiba melambai lambaikan tangannya di depan wajah Akbar. Membuat Akbar tersadar dari lamunannya. Salma segera menarik tangan Adiba yang berada di depan wajah Akbar.
"Ihss..gak sopan tau" Nasihat Salma membuat Adiba menghentikan aksinya.
"Maaf saya ngelamun, emm saya diluar aja. Lagian saya cuma mau balikin sesuatu" Tolak Akbar dengan sopan.
Akbar melepas tas waist bag supreme hitamnya dan membukanya. Kemudian mengambil hp dengan casing tengkorak hitam putih dan menyerahkannya. Adiba yang melihat itu terlihat bingung. Dengan ragu ia mengambilnya.
"Ini kayak hp saya, tapi perasaan ada deh" Ucap Adiba sambil merogoh saku roknya, dan benar saja hp nya tidak ada.
"Hehe..hp saya ternyata" Ucap Adiba dengan malu malu.
"Hahahaha..kamu lucu yaa, hp kamu tadi ketinggalan di meja saya"
Tuh kan ketawa lagi! Emang apa sih yang lucu Gerutu Adiba di dalam hati.
"Emm..makasih ya dok"
"Iya sama sama, saya pamit pulang dek, bu Assalamua'laikum" Pamit Akbar seraya menatap Adiba dan Salma bergantian. Salma menangkupkan tangannya di depan dada dan di balas hal serupa oleh Akbar kemudian diikuti Adiba.
Eithh! Tunggu! Apa kata dia 'dek'? Batin Adiba yang merasa terganggu dengan panggilan Akbar untuknya.
"Dokter!" Panggil Adiba sebelum Akbar berjalan. Akbar menaikkan satu alisnya seolah mengatakan kenapa?.
"Panggil saya Adiba aja jangan 'adek'" Perkataan Adiba membuat Akbar terkekeh pelan kemudian mengangguk.
"Iya, Assalamua'laikum Adiba, Bu" Ucap Akbar lagi kepada dua wanita di hadapannya.
"Waa'laikumussalam" Akbar pun memutar tubuhnya dan berjalan menuju mobilnya setelah salamnya dibalas oleh Adiba dan Salma.
"Ehh ehh! Kok kaya kenal ya sama tuh mobil?" Gumam Adiba sambil menunjuk mobil Akbar yang mulai berjalan. Ucapan itu terdengar oleh Salma yang masih setia berdiri di samping Adiba.
"Yang punya mobil kayak gitu banyak kali Ba, udah ah ayo masuk!"
®®®
A
diba dan kedua sahabatnya sedang menatap seluruh meja kantin. Mata mereka berkelana kesana kemari. Berharap masih ada meja yang masih bisa mereka pakai untuk makan.
"Dapat!" Ucap Nala yang membawa nampan berisikan dua porsi nasi goreng dan satu mangkok bakso.
"Mana?" Tanya Adiba dan Haiva bersamaan.
"Tuh! Paling ujung" Tunjuk Nala menggunakan dagunya karena tangannya yang penuh dengan makanan.
"Ehh jangan!" Cegah Adiba sambil menarik ujung rambut Nala dan ujung jilbab Haiva dari belakang.
"ADIBA!" Kesal kedua sahabat Adiba.
"Sakit be*o! Udah enak gue bawain makanan lo! Lo malah nyiksa gue, gimana sih?!" Ucap Nala tak terima.
"Astaghfirullah Adiba! Nanti jilbab aku lepas gimana?!" Dan Haiva ikut bersuara karena kesal atas perbuatan Adiba. Jarang jarang Haiva marah seperti ini. Mungkin karena menyangkut auratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIBA
Teen FictionAda kalanya kamu menangis dalam keheningan seolah mencurahkan isi hati pada gelapnya malam, dan ketika terbangun bantalmu masih basah. Ada kalanya ketika kamu ingin menyerah, frustasi akan segala sesuatu yang memberatkan langkahmu. Ada kalanya kam...