Adiba 24 : Masa lalu~

467 54 1
                                    

|••••••••••|

Kalo ada typo tolong bilangin yaa

Happy reading:)

|••••••••••|

Nathan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia berjalan menuju lemari pakaian dan mencari kaos polos biasa. Kemudian mengenakan celana pendek selutut dan kaos yang ia pilih tadi.

Nathan termenung menatap pantulan dirinya di sebuah kaca besar. Hidupnya berantakan. Semua yang di jalaninya terasa hampa. Tak ada arti sesungguhnya. Ia tak mengenal apa arti keluarga sesungguhnya. Apa itu kasih sayang? Yang ia tahu hanya ketidak adilan yang menyengsarakan.

Dia bahkan lebih mengenal dunia luar yang katanya liar dan ganas. Menurutnya balapan liar dan minuman keras adalah pelarian yang menyenangkan. Bertemu orang banyak, dengan suara deru motor balap yang menyeruak pendengaran. Bau alkohol yang memabukkan sekaligus membuat peminumnya merasa terbang dan melayang.

Dan hadirnya seorang gadis, membuat hari harinya lebih berwarna. Gadis itu sering dipanggil Sherly, tapi itu dulu. Nama lengkapnya Sherlyvio Adiba Azkayra. Namun entah kenapa saat ini gadis itu lebih memilih dipanggil Adiba.

Nathan masih menganggap Adiba sebagai gadisnya. Walau Adiba semakin hari semakin menjauhinya bahkan membencinya. Adiba yang sekarang tetaplah Pio nya yang dulu.

Krukk krukk

Suara perut lapar itu membuat lamunannya buyar. Ia segera menaruh handuk bekas ia mandi ke tempat asalnya dan berniat ke ruang makan.

Baru beberapa tangga ia turuni, sesuatu membuatnya menghentikan langkah. Sepertinya orang orang sudah selesai makan, terbukti dengan Hana dan Hanum yang sedang mengumpulkan piring kotor di meja makan dan membawanya ke dapur.

Nathan pun kembali menuruni tangga dan duduk di meja makan. Hana cukup terkejut dengan kehadiran Nathan secara tiba tiba. Ia hanya bisa tersenyum kala Nathan menatapnya. Ia segera menyiapkan makanan untuk Nathan.

Bunda sama yang lain sudah selesai makan? Satu pertanyaan itu pun sangat susah untuk Nathan ucapkan. Entah itu karena gengsi atau pun hal lainnya yang ia juga tidak ketahui.

"Bunda! Kesini sebentar!" Teriak Fandi dari luar rumah.

"Iya Yah!"

"Bunda tinggal ya nak, Bunda nemuin Ayah kamu dulu" Ucap Hana sambil mengelus rambut Nathan yang masih kurang kering. Setelah itu, ia berlalu pergi. Tinggallah Nathan sendiri di meja makan, dengan berbagai macam lauk yang masing masingnya tersisa setengah.

Kritt

Suara decitan kursi yang ditarik membuat Nathan menengadahkan kepalanya. Orang itu adalah Azram. Dia duduk tepat di depan Nathan.

"Kenapa?" Tanya Azram saat Nathan menatapnya dengan wajah lempeng. Jika menurut Nathan ia hanya memasang wajah datar, berbeda dengan orang lain yang malah menganggap raut wajahnya seperti orang yang ingin mengajak berkelahi.

"Saya belum makan" Tangan Azram tergerak untuk menaruh nasi di piring kosong. Namun kegiatannya terhenti saat suara Nathan menginstrupsinya.

ADIBA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang