Kalo ada typo atau pemilihan kata yang salah, harap di bilangin :)
Selamat membaca!
|••••|
"Permisi, apa tadi ada laki laki yang dibawa kerumah sakit ini?"
"Sebentar ya pak saya cek dulu" Perawat itu kembali menatap pria di depannya setelah mengecek layar laptopnya.
"Maaf pak tidak ada pasien laki laki yang baru masuk"
"Emm... kalau begitu, apa ada seorang gadis di rs ini karena kecelakaan?"
"Ohh ada pak, apa anda keluarganya? Kami tidak bisa menemukan data pasien"
"Iya" Pria itu adalah Azram. Sampai sekarang ia masih mencari keberadaan adik laki lakinya. Dan untuk pertama kalinya Azram berbohong di masa hidupnya. Entah kenapa Azram sangat yakin, gadis yang di sebutkan perawat tadi adalah gadis yang sama dengan yang menelponnya.
"Dimana gadis itu?"
"Pasien masih ditangani di ruang IGD"
Begitu mendengar jawaban sang perawat, Azram segera memutar tubuhnya hendak menuju ruang IGD. Namun perkataan perawat tadi membuatnya mengurungkan niat.
"Pak! Bisa bayar administrasinya dulu?"
Tanpa banyak basa basi, Azram langsung mengeluarkan kartu di dalam dompet hitamnya dan menyerahkannya pada perawat itu.
•••••
A
kbar terus menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Dan beberapa kali juga mengeluarkan kepalanya untuk mengambil nafas. Ya, Akbar sedang berenang sekarang. Tak peduli dengan kulitnya yang semakin mengkerut karena terlalu lama berendam di air.
Mungkin jika ada adik perempuannya, ia akan mengeluarkan seluruh keluh kesahnya sekarang. Namun tak ada Nala sekarang. Jadilah ia berenang sendiri di bawah langit berwarna jingga.
Perkataan Haikal terus terulang di pikirannya. Akbar merasa tak ada lagi harapan untuk memiliki gadis itu. Tanpa restu orang tuanya, Akbar tidak mungkin bisa menggapainya.
Hari sudah semakin gelap. Akbar menghentikan kegiatannya. Dan menepi di pinggir kolam.
Tiba tiba hp nya yang ada di atas meja berdering. Akbar pun naik dari kolam dan berjalan menghampirinya. Sambil mengeringkan rambutnya, Akbar melihat notifikasi di hpnya.
Dr. Reynald
Foto
Adek lo bukan si?
17:50Teman seprofesi nya mengirim sebuah foto yang menampilkan seorang gadis dengan wajah pucatnya. Wajah gadis itu memperlihatkan ketakutan besar yang menghantuinya. Matanya terbuka namun menatap kosong ke arah depan.
"Astaghfirullahal a'dzim! Nala!!"
•••••••
"Saya turut berduka atas kejadian yang menimpa Adiba" Ucap Fandi. Haikal hanya bisa tersenyum pahit mendengarnya. Ia hanya bisa berdo'a dan berharap ada pertolongan dari sang Maha Kuasa.
Haikal memandang sebentar wajah Adiba yang begitu tenang. Adiba sedang terlelap sekarang. Bukan murni karena mengantuk, tapi obat bius yang membuatnya tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIBA
Novela JuvenilAda kalanya kamu menangis dalam keheningan seolah mencurahkan isi hati pada gelapnya malam, dan ketika terbangun bantalmu masih basah. Ada kalanya ketika kamu ingin menyerah, frustasi akan segala sesuatu yang memberatkan langkahmu. Ada kalanya kam...