I - MEET

788 77 150
                                    

support me juseyo ^^

🍀

MATA itu akhirnya terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MATA itu akhirnya terbuka.

Pagi telah menyapa sejak beberapa jam yang lalu, tetapi seorang pria berambut hitam masih berbaring di atas kasur. Pria itu masih berselimut dan memeluk guling. Dia terlihat lelah. Semalam, pria itu melembur. Dia baru mulai tidur jam tiga tadi.

Seolah tidak ada mata kuliah pagi ini, mahasiswa semester tiga Geoul National University itu malah mengeratkan pelukan pada guling dan kembali memejamkan mata. "Lima menit ...," gumamnya kepada ponsel yang bergetar karena alarm.

Hidup sendiri di dunia ini merupakan fakta pahit yang harus diterima olehnya, oleh si malas tetapi pintar, oleh si tampan dan pekerja keras, Jeon Jungkook. Tidak ada siapa pun lagi di unit apartemen ini selain dirinya. Oh, ternyata mereka berdua. Ada Jungkook dan rasa malasnya. Itu untuk saat ini.

🍀

Jaket hitam putih, kaus putih, jins hitam, sepatu semi-grunge; outfit hari ini. Tentang pakaian, Jungkook tidak pernah pusing. Satu yang enggan ia tinggalkan adalah si jaket. Apa pun pakaiannya, jaket harus dipakai.

Saat ini, Jungkook sedang berjalan di area parkir. Dia baru akan menuju ke kelas. Namun, belum juga sampai di koridor mana pun, sebentuk suara yang sangat ia hafal terdengar.

"Jungkook?"

Jungkook bisa mendengar langkah yang mendekat dari arah belakang. Beberapa saat kemudian, pria itu menoleh ke kiri. Ada seorang gadis imut di sana. Jungkook tidak peduli tentang imut. Hanya saja, dia tidak habis pikir dengan keberadaan gadis enam belas tahun itu di sini sebagai mahasiswi. Kalau dihitung-hitung, seharusnya masih kelas dua SHS.

Gadis itu bermarga Jo dan merupakan pewaris tunggal Jo Group; Jo Serim, atau lebih sering dipanggil Onda.

Onda menatap Jungkook dengan wajah berseri-seri. Dia merasa senang karena bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi setelah satu tahun berjuang untuk lulus. "Kau sudah sarapan?" tanyanya.

Jungkook menggeleng.

"Ayo sarap--"

"Tidak," sela Jungkook sebelum ajakan itu lolos dari mulut Onda.

Jungkook kembali melangkahkan kaki sambil sedikit menggerutu di dalam hati. Setelah lebih baik selama satu tahun tanpa gangguan Onda, tentu dia enggan jika harus bernasib sama seperti dahulu. Yang benar saja? Jungkook bahkan sempat mengganti nomor ponsel agar tidak mendapat pesan dari gadis itu. Dia memang cuek, tidak peduli dengan orang lain di saat-saat tertentu.

"Jungkook!"

Kali ini, suara serak-serak basah dan maskulin yang menyapa. Jungkook menoleh dan langsung mendapat rangkulan ala-ala best friend forever dari orang itu.

ON: Tomorrow of PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang