support me juseyo ^^
🍀
JAM menunjukkan pukul tiga sore. Hayoung baru saja keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Di sana, seseorang hanya duduk tanpa menyentuh makanan di hadapan. Hayoung sudah meminta orang itu untuk makan sejak siang, tetapi orang yang sama selalu menolak. Katanya, dia ingin makan sannakji.
Hayoung baru akan duduk di samping Jimin, tetapi Yerin lebih dahulu memanggil. "Hayoung, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini tentang Jimin."
Hayoung mengerjap. "Ada apa? Oh, ya. Kau sudah menelepon ... T-Tae ... orang itu?"
Yerin menggeleng. "Kemarilah. Aku ingin memberi tahu sesuatu."
🍀
Karena Chansuk telah menemukan alamat dan nomor ponsel Jungkook, Jungkook ingin segera berkemas. Dia langsung mengosongkan isi tas, lalu mengambil dan memasukkan beberapa buku ke dalam sana.
Sementara itu, Chun-goo masih sesenggukan. Sambil melihat Jungkook sibuk sendiri, gadis itu berusaha berbicara. "Kau, mau ke mana, ha?" tanyanya dengan tangan mengusap air mata. Dia masih merasa sesak, padahal tidak ada yang terjadi.
Kini, Jungkook berjalan menuju dapur, diikuti oleh Chun-goo yang masih mengucek-ucek mata sambil sedikit mengeluarkan dengung dari tenggorokan.
Di dapur, Jungkook meraih beberapa kemas makanan instan. Kepada Chun-goo, dia berkata, "Berkemaslah, dan jangan berisik."
Chun-goo yang masih di atas kaki, seketika membuka mata lebar-lebar. "Un-untuk apa?"
"Pergi."
"Ha?"
"Pergi."
"Bersamamu?"
Jungkook yang sudah hampir selesai berkemas, tidak langsung menjawab Chun-goo yang bergeming dengan raut datar sekaligus polos. Dia seolah kesulitan untuk berkata ya kepada gadis itu.
"Cepatlah jika ingin ikut," ujar Jungkook pada akhirnya.
Seketika, Jung Chun-goo mengubah ekspresi menjadi gembira. Gadis itu senang bukan main. Bahkan, dia berteriak dan melompat-lompat sampai puas. Setelah itu, Chun-goo segera menuju kamar, mengambil baju, lalu memakainya di kamar mandi.
Saat Chun-goo keluar, Jungkook sudah kembali ke kamar dengan tas ransel menggantung di punggung. Pria itu terlihat kebingungan. Dia sedang mencari sesuatu; sebuah kunci mobil.
Di sisi lain, Chun-goo menumpuk beberapa pakaian perempuan yang dia dapat tanpa sepengetahuan siapa pun. Namun, setelah selesai, gadis itu ikut bingung. Dia sama sekali tidak punya ide untuk membawa semua itu dengan apa.
"Sayang, kau punya tas lagi?" tanya Chun-goo kepada pria yang baru saja menemukan kunci mobil.
Mendengar itu, Jungkook langsung melempar sebuah tas tote yang cukup besar ke arah Chun-goo tanpa peduli dengan sebutan gadis itu kepadanya. Sedetik kemudian, Jungkook berjalan keluar dari kamar, lalu keluar dari unit apartemen. Dia meninggalkan Chun-goo tanpa berkata apa-apa dengan harapan gadis itu bisa cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...