🍀
JIHYO tampak membaca sebuah berita sambil berdiri di halkon luas rumahnya dan Jimin. Sebelumnya, dia tidak pernah membaca berita sampai habis seperti ini. Jika bukan tentang Chansuk, paling banyak dia hanya akan membaca bagian teras.
Jihyo berbalik badan, lalu berjalan mendekati Jimin yang duduk di sofa sambil meminum teh. "Semua media menerbitkan berita yang sama. Park Chansuk divonis lima bulan penjara dan denda 10 miliar. Karena jual beli secara ilegal, Park Chansuk divonis penjara lima bulan dan denda 10 miliar."
Jimin meletakkan cangkir teh di meja kaca yang memantulkan sinar oranye dari langit. "Memang, berita apa yang kauharapkan? Kenapa juga membaca berita? Kita baru saja kembali dari pengadilan."
Jihyo termenung. "Barangkali media bisa memberiku kabar terkini soal ayah. Ya ampun, kenapa juga kita tidak boleh menjenguknya?"
"Ini hari pertama, Jihyo," jawab Jimin. "Kalau bisa dijenguk, Bibi Go pasti sudah ada di sana, bukan malah memasak seperti sekarang."
Jihyo yang rambutnya diikat satu itu duduk di samping Jimin. "Dia pasti terguncang dan menutupi semua kesedihannya dengan memasak. Dia bahkan tidak tahu tentang rahasia ayah yang bisnis ilegal ini."
"Kalau ibu dan Bibi Jeon ada di sini, mereka pasti juga akan sedih," ucap Jimin sambil menyandarkan punggung.
"Benar. Oh, ya ampun, rasanya masih sulit kupercaya, kalau Jeon Jungkook yang kaku itu juga saudara kita."
Jihyo benar-benar terkejut, ketika Jimin menceritakan kebenarannya setelah dia pulih sekitar satu pekan lalu. Dia memang tidak satu sekolah dengan Jungkook sejak dulu. Namun, pertemanan kakaknya dengan si Jeon membuat dia sangat tahu bagaimana sosok pria yang tak pernah mengulas senyum itu.
"Tapi, ngomong-ngomong soal ini, ada yang membuatku heran. Bibi Go tidak ayah suruh untuk menyembunyikan semua hal tentangnya, tidak seperti Bibi Jeon maupun ibu. Menurutmu kenapa?"
"Karena Park Chansuk dikejar-kejar."
Jawaban itu berasal dari Yerin yang baru memijak area balkon. Gadis berkemeja itu berjalan sambil merapikan rambut.
"Kau?" gumam Jihyo sedikit sinis.
"Hai," sapa Yerin sebelum menduduki sofa yang berbeda dengan dua kakak beradik itu. "Hayoung memintaku ke sini. Di mana dia sekarang?"
Jimin menjawab. "Memasak dengan Bibi Go di dapur bawah."
"Ah, begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...