🍀
BEKERJA paruh waktu adalah pilihan Jungkook untuk menyambung hidup. Dengan shift yang cukup fleksibel, pria itu bisa menyesuaikan dengan jam kuliah. Baginya, menjadi seorang pengantar makanan cepat saji tidaklah buruk. Lagi pula, restoran yang dipilihnya cukup ternama. Jadi, pesanan setiap saat pastilah ada.
Jungkook yang memakai seragam khas dengan kombinasi warna hijau, biru, oranye, dan putih, kini sedang mengendarai motor matic milik restoran. Pria itu sedang dalam perjalanan menuju restoran setelah mengantar pesanan terakhirnya malam ini.
Sampai di restoran, Jungkook segera memakirkan motor di garasi, lalu berganti baju. Dia juga berpamitan kepada beberapa karyawan yang masih ada di sana. Setelah itu, dia menaiki taksi untuk menuju bandara.
Begitu sampai di bandara, Jungkook segera menuju pesawat yang akan membawanya kembali ke Geoul. Suasana jauh lebih sepi daripada sebelumnya. Wajar, sekarang sudah tengah malam.
Jika sudah begini, Jungkook akan memikirkan banyak hal. Memang, terdengar gila kalau hanya bekerja mengantar makanan, tetapi pulang dan pergi menggunakan taksi dan pesawat. Ibarat peribahasa; lebih besar pasak daripada tiang. Namun, Jungkook menjalani ini bukan karena bodoh. Pria itu memiliki alasan dan tujuan.
Di dalam pesawat, Jungkook teringat dengan keadaan beberapa saat yang lalu. Tadi, saat mengantar pesanan, pria itu tak sengaja melewati sebuah rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya di masa lalu. Rumah itu penuh dengan kenangan. Sayang, Jungkook tidak pernah suka dengan semua kenangan tersebut. Semua itu membuatnya makin marah kepada seseorang.
Orang yang dia harapkan untuk tidak menjadi ayahnya.
Pukul setengah dua pagi, Jungkook akhirnya sampai di Bandara Geoul. Dia segera memacu motor kopling miliknya menuju gedung apartemen. Setelah sampai, Jungkook langsung berjalan menuju unit yang dia sewa, lalu memasukinya. Secara tiba+tiba, pria itu teringat dengan sebuah tugas yang belum dia selesaikan untuk kelas besok. Untungnya, kelas tersebut akan berlangsung setelah jam makan siang. Jadi, Jungkook bisa mengerjakan itu nanti-nanti. Sekarang, dia hanya harus melepas sepatu, melepas baju menyisakan celana panjang, dan pergi mandi.
Akan tetapi, sebelum ke tempat basah itu, Jungkook tak sengaja melihat ke arah ranjang. Jung Chun-goo sedang terlelap di sana. Entah dia sudah tidur atau masih pingsan, Jungkoom tidak tahu. Yang jelas, pemuda itu merasa sedikit lega karena tempat tinggalnya baik-baik saja. Sekarang, dia beralih mengambil handuk dan celana ganti, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Bagi Pria Jeon, mandi air hangat adalah yang terbaik saat malam sedang dingin. Bahkan, dia bisa tertidur di dalam bak kalau sampai berendam sedikit saja terlalu lama.
Begitu keluar dari kamar mandi dengan celana selutut dan handuk menutupi punggung hingga lengan, Jungkook dikejutkan dengan Chun-goo yang tahu-tahu sudah berdiri di dekat ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...