XXIII - BROTHERS

50 10 2
                                    

🍀

KRIIING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KRIIING!

Deringan jam beker tengah terdengar, memenuhi sebuah ruangan luas yang sangat girly. Namun, tak ada satu pun orang di sana. Hanya ada ranjang dan selimut yang berantakan, juga bantal dan guling yang tak beraturan.

Penghuninya sudah keluar.

Jung Chun-goo menekan tombol pink di kursi roda yang dia duduki dengan kuat, membuat kursi roda itu melaju dengan cukup cepat. Seolah bermain game, gadis itu dapat menggerakkan kepala kelinci di gagang kanan kursi dengan lihai. Dia berbekok, menukik tajam, memutar balik, menyeberangi samudra, mendaki gunung, dan tidak lupa menuruni lembah.

Ciiit!

Chun-goo mengerem sembari sedikit berbelok, bak anak motor yang keren sekali saat kompetisi. Si Jung berhenti tepat di sisi meja tanam dapur, dekat mesin es krim yang menjadi tujuan sejak membuka mata.

Hoseok yang duduk di kursi makan dengan seporsi kecil es krim, hanya melongo. Pandangan mengekor sang adik yang saat ini sudah meraih lalu mulai memakai apron.

"Apa yang akan kaulakukan?" tanya Hoseok.

"Mengambil es krim. Memang apa lagi?" jawab Chun-goo tanpa menoleh. Dia segera mengambil gelas pendek di samping mesin, lalu meletakkan gelas tersebut di ujung corong.

"Kenapa sampai pakai apron?"

"Agar keren. Ini, bagaimana caranya?"

"Tekan saja tombolnya," kata Hoseok sebelum melahap es krim yang sudah disendok dari tadi.

Chun-goo pun menekan tombol pertama yang dia lihat, kemudian sesuatu putih dingin itu keluar dari ujung corong. Si Jung memutar gelas dengan perlahan agar es krim yang dia ambil berbentuk bagus.

"Whuuu," desisnya sebelum berhenti menekan tombol.

"Topping ada di sebelah kananmu," seloroh Hoseok sebelum ditanya.

"Oke!"

Chun-goo memberi bubuk cokelat, choco chips, lalu ceri. Gadis itu pun meraih sendok melamin tipis di dekat sana, sebelum menuju bangku makan dengan satu tangan menggulir kursi roda. Kalau

"Hati-hati," ucap Hoseok yang melihat Chun-goo begitu pelan menjalankan kursi roda dengan manual.

Setelah sampai di seberang Hoseok, Chun-goo meletakkan es krimnya di meja, lalu menekan tombol lain yang terletak di bagian bawah kursi roda, membuat kursi itu perlahan-lahan meninggi, hingga akhirnya sejajar dengan kursi makan di sisinya.

ON: Tomorrow of PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang