XV - DEMAND

76 13 5
                                    

support me juseyo ^^

🍀

SOROT sendu Hoseok mengarah pada selembar kertas yang mengabadikan momen tiga anak saling berdekatan dan tersenyum bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOROT sendu Hoseok mengarah pada selembar kertas yang mengabadikan momen tiga anak saling berdekatan dan tersenyum bahagia. Bibir mengatup rapat. Gigi-gigi saling menekan. Hoseok tengah berusaha menahan diri agar tidak meneteskan air mata dan terlihat lemah, walau ruang berdinding kaca ini hanya dihuni olehnya.

"Chun-goo," desisnya.

Hoseok sudah mencari Chun-goo ke mana-mana, bahkan sejak gadis itu hilang dua belas tahun lalu. Hanya saja, dia belum berhasil. Keadaan waktu itu memang masih belum canggih seperti sekarang. CCTV pun tidak sebanyak sekarang. Tidak ada rekam jejak Chun-goo yang berarti.

Akan tetapi, di mana pun Chun-goo, Hoseok yakin adiknya tidak bersama Chansuk. Itu karena, saat pertemuan pertama dengan Chansuk, dia merasa aneh karena pria itu tampak tak tahu kalau Chun-goo masih hidup. Hoseok pikir, Chansuk mengira Daera adalah Chun-goo waktu itu.

Dahulu, Hoseok tidak mau meminta bantuan orang selain Yoobin, Sehun, dan Hayoung. Pria itu khawatir kalau Chansuk tahu, ikut mencari, bahkan menemukan Chun-goo lebih dahulu dan berbuat nekat. Walau Chun-goo sangat bisa ditukar dengan brankas yang sampai sekarang masih ada di tangannya, dia tidak yakin Chansuk akan memilih itu.

Akan tetapi, sekarang, Hoseok sudah mau menyuruh beberapa orang untuk mencari Chun-goo. Dia pun meminta orang-orang tersebut merahasiakan hal ini dari siapa pun, termasuk Yerin yang bisa dikatakan lampu ajaibnya. Tidak ada yang tahu, tetapi Hoseok memang mendengar Seokjin untuk tidak memberi tahu Yerin segalanya.

"Kita akan segera bertemu. Kakak janji."

Hoseok merasa miris. Dahulu, pria itu tak pernah menyebut dirinya sebagai kakak. Dia selalu memakai "aku" dan bukan "kakak" untuk memanggil diri ssndiri di hadapan Chun-goo maupun Jiae.

🍀

Saat ini, Jimin dan Yoongi sedang duduk saling berhadapan. Mereka sarapan di kantin rumah sakit alias ruang makan akbar. Tempat ini sepi karena yang lain sudah selesai sedari tadi.

Yoongi tampak lahap memakan nasi campur alias bibimpap, sedang Jimin tampak tak berselera, makan dengan sangat lamban.

"Kak," panggil Jimin.

"Hm?" balas Yoongi yang masih fokus pada makanan dengan mulut masih penuh.

"Apa dia belum bisa ke sini?"

Yoongi yang agak menunduk, melirik ke atas, ke arah Jimin yang memegang sendok kayu. "Jihyo?"

Jimin menggeleng.

"Hayoung?"

Jimin menggeleng lagi. "Chun-goo."

Jimin sudah tahu tentang Jihyo yang aman meski tidak bersamanya. Pria itu juga tahu kalau Hayoung sudah bukan lagi hanya temannya. Jimin hanya mencari sosok yang setahun belakangan selalu bersamanya.

ON: Tomorrow of PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang