XXII - CRUEL

63 12 5
                                    

🍀

BAGAI mendengar kembali kabar kematian sang ibu, Jungkook terdiam, bergeming dengan kedua telinga yang mendadak berdengung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGAI mendengar kembali kabar kematian sang ibu, Jungkook terdiam, bergeming dengan kedua telinga yang mendadak berdengung. Sedetik yang lalu, baru saja dia mendengar secuil penjelasan Jimin, penjelasan yang sejujurnya tidak ingin dia dengar.

"Malam itu, ibu ditembak, masuk UGD, lalu dinyatakan meninggal. Lalu Jihyo pergi entah ke mana. Aku juga segera pergi, menyusulnya, karena anak itu sempat bilang ingin bunuh diri. Aku mencarinya, lalu menemukannya, di kaki gedung enam belas lantai yang baru dia pakai untuk lompat.

"Untung ada Kak Hobi. Jadi Jihyo bisa segera dibawa ke rumah sakit, dan dia tidak meninggal."

Yoongi yang mendapati Jimin terus menjelaskan, segera mendekat, lalu menyentuh bahu pria itu, memberi sinyal untuk berhenti saja.

"Saat itu aku benar-benar kacau. Walaupun di sana ada Kak Hobi dan .... Intinya aku merasa kebas saat itu. Aku masih merasa sendirian. Dan, ya, aku depresi, padahal malam belum sempat berganti pagi. Malu sekali aku bercerita seperti ini. Aish."

Jungkook menunduk, menekan gigi atas dan bawah, berusaha agar sisi gelapnya tidak muncul saat ini juga. Tak lama kemudian, dia mendongak menatap Jimin dengan sorot sangat bertanya-tanya.

"Siapa yang menembak Bibi Park? Kenapa dia menenbak?!" tanya si Jeon, yang rupa-rupanya masih kesulitan menahan emosi.

Jimin tak langsung menjawab. Dia termenung, melirik ke segala arah dengan perasaan bimbang. Yoongi dan Hoseok pun hanya bisa berharap, agar tidak akan ada kericuhan setelah Jimin memberi jawaban apa pun itu.

"Kenapa tak menghubungiku? Kenapa aku tidak diberi tahu?! Apa susahnya menelepon?! Bukankah waktu itu kalian berenam? Kenapa tidak ada satu pun yang memberitahuku?!"

"Waktu itu hanya ada Kak Hobi. Dia datang lebih awal," sela Jimin.

"Apa? Maksudnya? Apa yang lain juga tidak tahu soal dirimu? Kak Hoseok, kenapa tidak menghubungiku dan yang lain?" Jungkook terdengar marah.

Hoseok tidak menjawab.

"Oh, tunggu," sambung si Jeon, yang berjalan perlahan melewati Yoongi dan Jimin, lalu menghadap Hoseok yang membisu sedari tadi.

"Jung," tegur Yoongi, peka. "Ini tidak seperti yang kaupikirkan."

Jungkook mendengar itu, tetapi dia tidak peduli seolah tuli. Dia menatap dengan tatapan yang menyeramkan, sorot yang jauh lebih menakutkan daripada ketika dia memukuli pria yang mengganggu Hayoung saat itu.

ON: Tomorrow of PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang