🍀
UNTUK kali kedua, Hoseok merasa dirinya adalah orang paling bodoh di dunia ini. Dia sadar, kalau sejak awal sudah ada tanda berupa firasat buruk yang datang. Dia tahu, kalau adiknya mungkin akan mengalami kesulitan di sini. Namun, dia malah tidak berbuat apa-apa.
Semua terasa seperti deja vu. Melihat Chun-goo lagi-lagi mendapat musibah dan terbaring lemah seperti sekarang, sungguh membuatnya hancur, geram.
"Tenanglah. Ya?" kata Yerin sambil mengusap bahu Hoseok. Dia berdiri di sisi Hoseok yang sedari tadi hanya menerawang ke dalam ruangan berdinding setengah kaca itu.
Hoseok melirik sekilas, lalu menghela napas lelah seolah baru tersadar dari lamunan panjang. "Terima kasih."
"Jangan khawatir. Dia sudah melewati masa kritis, seperti biasanya," seloroh Eunha yang duduk di kursi tunggu.
"Kau sudah mengatakannya tadi," sela Eunji yang duduk di samping Eunha.
"Memang kenapa? Aku mengatakan itu agar dia tenang. Lagi pula sudah satu jam dia berdiri di situ."
Dari kejauhan, tampak Jungkook dan Namjoon membawa dua tas plastik. Mereka juga tampak cepat-cepat. Namun, begitu mendapati Hoseok di depan ruangan Chun-goo, keduanya melambatkan langkah.
"Kak Jungkook! Tunggu!" pekik Onda yang mengejar langkah Jungkook dan Namjoon. Dia pun turut melambatkan langkah begitu melihat Hoseok sudah ada di sini.
"Kak," panggil Jungkook ketika dia, Namjoon, dan Onda sudah berada dekat dengan ruangan Chun-goo.
Hoseok menatap dengan sinis, dan gigi-gigi yang saling menekan. "Di saat seperti ini kalian bahkan masih bisa keluar dan membeli makanan?"
"Kak--"
"Apa pun yang mau katakan, jangan hari ini, jangan sekarang."
"Kak, aku--"
"Sudah kubilang jangan sekarang!"
"Tapi--"
"Diam!" bentak Hoseok, membuat si Jeon dan yang lain terkejut. "Sebelum ini, aku sudah bilang. Aku izinkan kau membawanya, hanya jika kau mampu menjaganya! Seribu kali dia meminta tak akan aku kabulkan kalau kau tak menyanggupinya!"
"Kak, ini salahku," sahut Namjoon.
"Ya, kau juga," kata Hoseok.
"Kak, aku meminta maaf. Aku salah, dan aku ...." Jungkook tidak mampu melanjutkan kalimat.
Hoseok pun melirik dan menghadap Onda. "Dan kau. Apa ini ulahmu? Dan Park Chansuk sialan itu? Bukankah sudah aku ingatkan juga sebelum berangkat?"
Onda tampak gelisah untuk beberapa saat. "Y-ya. Maksudku, bukan. Semua ini karena orangtuaku. Tolong kalian dengarkan aku dulu," pintanya, yang tampak menahan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...