🍀
SEJAK tadi, Chun-goo masih diam di atas ranjang. Gadis yang batal pulang itu tidak mau berbicara sama sekali, bahkan kepada orang yang sudah berjasa memberinya tumpangan untuk berkehidupan. Dia tidak mau menjawab pertanyaan Jungkook meski hanya satu.
"Mengapa kau tidak mau pulang bsrsama mereka?"
Itu adalah pertanyaan yang ke sekian walaupun intinya sama saja dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
"Bagaimana bisa kau menolak pulang bersama mereka?"
Jungkook baru saja selesai membuat ramen instan yang isinya dia pindah ke mangkuk kaca. Sekarang, pria itu sedang meratakan bumbunya.
"Mereka sudah menjemputmu sampai ke sini. Mengapa tidak ikut saja?"
Kini, Jungkook duduk di kursi meja makan, bersiap menyantap makan malam dengan gawai di samping mangkuk.
"Hei! Apa kau tuli?"
Pria Jeon mulai memakan ramen, mengunyah sembari melihat gadis yang sudah mirip patung di sana.
"Atau bisu?"
Sedetik kemudian, sebuah panggilan masuk ke ponsel Jungkook. Pria itu segera mengangkatnya.
Eunwoo
calling ...."Ya?" Jungkook mengawali.
Eunwoo adalah teman kerja Jungkook di restoran. Pemuda itu juga sedang menyambung hidup karena tinggal jauh dari orangtua.
"Jung, apa kau bisa mengambil piring pelangganku malam ini?"
Jungkook menjawab, "Maaf, tidak bisa."
"Ayolah, kemarin aku sudah mengambil piring pelangganmu."
Saat Jungkook langsung pulang kemarin, memang Eunwoo yang mengambil piring pelanggan terakhir Jungkook. Mereka sudah terbiasa.
"Aku tidak bekerja hari ini," seloroh Jungkook, sebelum menutup telepon secara sepihak. Dia kembali melihat Chun-goo dan menanti jawaban gadis itu. "Nona Jung!" serunya.
"Aku lapar," kata Chun-goo dengan suara yang amat pelan.
"Apa?"
Seketika, Chun-goo yang duduk manis itu melirik Jungkook. "Aku, lapaaaar," ulang gadis itu dengan volume sedikit ditambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...