warning!
ada unsur violence/kekerasan di part ini. jadi mohon dipikir-pikir ulang kalau berkeinginan membaca.support me juseyo ^^
🍀
Gusan, 2005.
JUNGKOOK sedang berjalan di koridor sekolah. Dia memikirkan tentang satu kata yang kemarin baru didengarnya lagi setelah beberapa pekan.
"Cerai," gumamnya. "Apa sebenarnya itu? Kenapa ibu selalu membahasnya dengan ayah sambil menangis?"
Hari masih pagi, tetapi kepalanya sudah penuh. Dia juga baru sampai. Mungkin ayah yang mengantarnya ke sini pun masih di area parkir. Namun, dia sudah stres seperti akan ujian.
Ralat, dia tidak pernah stres ketika akan ujian.
Tanpa Jungkook tahu, seorang anak sedang berlari di belakangnya. Anak laki-laki itu melangkah makin cepat sembari sesekali menoleh belakang. Dia panik, dan tidak tahu ada apa di depannya.
Bruk!
"Aduh!"
"Aduh!"
Untuk sejenak, keduanya sama-sama diam dan saling melihat. Tidak ada yang terjatuh atau terluka, tetapi suasananya tampak tidak baik.
"Hei, kau! Kalau berjalan lihat-lihat!" pekik anak yang tampak nakal itu.
Jungkook mengerutkan dahi. "Apa? Seharusnya aku yang bilang begitu."
Anak itu berdecih. "Jh! Apa aku tidak salah dengar? Hei, aku ini seniormu, dan kau menghalangi jalanku!"
"Tapi jalannya masih sangat luas di sampingku."
"Tapi kau berjalan di tengah!"
"Lalu kenapa? Tetap saja kau bisa lewat kanan atau kiri. Lagi pula kau yang tidak melihat depan, dan aku yang ditabrak. Kenapa kau yang marah begini?"
"Hei!" seru si senior dengan ekspresi sebal. "Aku sudah bilang aku senior! Dan aku tidak takut padamu meski kau adalah anak dari bos tempat liburan yang terkenal itu. Itu artinya apa, kau tahu? Artinya ibumu hanya sibuk membuat tempat liburan, dan tidak memberitahumu soal sopan santun!"
Jungkook langsung melebarkan mata, sebelum menatap senior yang hanya beda setahun itu dengan tajam. Gigi kelincinya yang masih susu terlihat menekan gigi-gigi lain di bawahnya. Hal itu membuat sang senior sedikit berpikir, tetapi terlalu lama karena Jungkook lebih dulu mendorongnya dengan kuat hingga terjatuh.
Bruk!
"Aduh! Hei!"
"Kenapa kau berkata begitu tentang ibuku?!" tanya Jungkook sembari berjalan mendekati sang senior.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON: Tomorrow of Past
FanfictionJungkook pikir, gadis yang tidur di trotoar ketika hujan turun itu hanya gadis acak yang dikirim Tuhan untuk membuat hidupnya makin kacau. Ternyata, gadis itu bukan orang lain. Gadis belia yang baru saja kabur dari rumah sakit jiwa itu, sama sekali...