"Pak kita perlu bicarain ini" Kata Anin yang membuat Kai meliriknya sekilas lalu kembali fokus menyetir.
Jadi sekarang Kai dan Anin sedang dalam perjalanan pulang ke kantor setelah mereka makan bersama klien dari Surabaya tadi. Setelah kejadian Kai yang tiba-tiba mengatakan bahwa Anin adalah istrinya di depan Pak Bambang dan Pak Bobby, Anin mendadak jadi diam dan gak berani bilang apa-apa. Padahal kejadian tadi pagi masih terngiang-ngiang di pikirannya ini malah ditambah lagi dengan kejadian yang semakin membuatnya kepikiran.
Apa jangan-jangan Kai.... Aaaa enggak enggak Kai gak mungkin ada rasa sama Anin kan? Oke Anin jangan ke GR an.
"Bicarakan apalagi?" Sebenernya Kai ini lupa apa pura-pura lupa sih? Bisa bisanya dia terlihat santai padahal Anin sekarang deg degan dibuatnya. Anin bener bener masih gak menyangka.
"Maksud Bapak tadi tiba-tiba bilang kalau saya istri Bapak apa? Bapak tau gak sih--aaargh" Anin menunduk sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
Kai tersenyum tipis melihat tingkah sekertaris nya yang menurutnya ini malah terlihat sedikit--lucu, mungkin?
"Ekhem. Saya ngelakuin itu karena saya mau nyelamatin kamu! Harusnya kamu berterimakasih lah ke saya!" Jawab Kai yang sontak membuat Anin kembali menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
Menyelamatkan? Maksudnya apa? Memangnya Pak Bambang mau berbuat jahat kepadanya?
Anin menatap Kai dengan tatapan kesalnya. Dia menghela nafasnya dan kembali berkata. "Apa? Menyelamatkan?" Anin tertawa. "Menyelamatkan dari segi mana nya Pak?! Lagian memangnya kalau ada orang memuji itu sebuah kejahatan? Enggak kan?!"
Mendengar jawaban Anin, Kai langsung saja memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Kamu sebenernya paham gak sih? Pak Bambang itu punya maksud lain dibalik pujiannya itu Anin" Kai masih menekankan kepada Anin mengenai maksud tersembunyi Pak Bambang memuji Anin tadi tapi Anin masih keras kepala dengan argumennya.
Bagi Anin, wajar bukan jika ada seseorang yang memujinya cantik? Toh Anin memang cantik kan? Kecuali jika ada yang mengatakan bahwa Anin itu tampan atau cara memuji Anin nya keterlaluan misal sampai mengaitkan dengan *maaf* bagian pribadi Anin, itu baru keterlaluan dan jahat bukan?
Lalu kenapa Kai bisa bertindak sampai mengatakan bahwa Anin adalah istrinya sih! Dan parahnya, dia sama sekali tidak terlihat menyesal atau merasa bersalah sudah mengatakan itu.
"Bapak Kai atau Kim Jongin yang terhormat, begini ya Pak saya jelaskan. Pak Bambang itu hanya mengatakan bahwa saya itu cantik oke? Dan itu adalah hal yang wajar karena saya memang cantik Pak. Dan Bapak gak perlu sampai berkata seperti itu ketika ada orang yang memuji saya! Kalaupun dia memang punya maksud lain, saya yakin kok cara dia menatap saya juga sudah pasti aneh!" Cerca Anin panjang lebar.
Kai menghela nafasnya lalu berkata. "Anin kamu sebenarnya--"
"Oh iya saya hampir lupa. Selain Bapak mengatakan bahwa saya adalah istri Bapak, Bapak juga tadi pagi tiba-tiba mencium kening saya dan Bapak juga harus menjelaskan itu kepada saya sekarang!" Anin mengatakan dengan penuh penekanan
Kai yang teringat dengan tingkahnya tadi pagi seketika langsung merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia tiba-tiba bertingkah bar bar seperti tadi? Oh ayolah Kai harus menjawab apa jika sudah seperti ini?
Anin bersedekap lalu menatap Kai untuk menunggu jawaban yang akan Kai berikan atas pertanyaannya barusan. Anin yakin, Kai pasti sekarang sedang kebingungan mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan perbuatannya tadi pagi.
Mungkin menurut orang-orang lain, hanya sebatas mencium kening itu adalah masalah sepele karena masih ada skinship lain yang lebih parah dari itu yang mungkin bisa saja terjadi. Tapi, bagi Anin tidak. Baginya perbuatan Kai yang tiba-tiba mencium keningnya itu sudah bukanlah hal yang wajar karena gara-gara itu pasti nanti suami Anin kalau mau mencium kening Anin jadi dapat bekas Kai bukan murni dan masih segel alias belum pernah dicium laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boss [Kim Jongin] | END
FanfictionKebayang gak sih lo kalau lo jadi sekretaris--ah ini bukan cuma sekretaris eum lebih tepatnya sekretaris yang merangkap jadi asisten pribadi boss nya sendiri? Masih mending kalau boss nya normal dan dalam batas wajar bin manusiawi kayak orang lain...