Tiga Puluh Delapan [New Part]🐻

388 42 0
                                    

"Gom gimana tadi?"

"Hm? Gimana apanya sayang?" Jawab Kai sembari mengeringkan rambutnya karena ia baru saja selesai mandi.

Tadi sewaktu Kai sampai rumah setelah dari kantor Kai langsung mandi karena badannya terasa lengket dan sekarang ini, ia tengah berada di kamar bersama dengan Anin yang sedari tadi menatapnya yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk sembari duduk di ranjang.

Oh iya, Anin sekarang sudah tidak lagi bekerja sebagai sekretaris Kai. Alasannya adalah karena Anin mau menuruti permintaan Kai yang memintanya untuk fokus pada kehamilannya dan fokus untuk mengurus anak mereka. Ya walaupun Kai kini sedikit kewalahan karena tidak dibantu oleh Anin lagi, tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu dan juga ia tidak berniat mencari sekretaris baru karena seperti yang kalian ketahui, Kai sulit untuk percaya dengan orang lain.

"Masalah Jaemin, kamu tadi sama ayah sama Jaemin jadi kan ngurusin semuanya?"

Kai yang tadinya berdiri didepan cermin lantas berbalik dan mengambil posisi duduk disamping Anin.

"Iya sayang tadi aku sama Jaemin, Ayah, dan temen aku udah ngurusin semuanya. Kami tadi sempet ke kampus Jaemin juga buat minta rekaman CCTV di tempat kejadian dan hasilnya emang bener Jaemin gak salah. Jaemin cuma nolongin salah satu mahasiswi cewek disana yang hampir aja dilecehkan sama temen Jaemin." Jawab Kai menjelaskan dan penjelasan dari Kai sama dengan kronologi yang Jaemin katakan kemarin saat Anin pulang kerumah.

Anin menghela napas lega lalu menganggukkan kepalanya. "Syukur deh kalau Jaemin gak salah dan gak bohongin kita. Aku kira kemarin dia bohong soal itu jadi aku sedikit susah percaya."

"Sayang, Jaemin itu bukan tipikal orang yang suka nyari keributan. Tau gak sih tadi raut wajah Jaemin gimana? Dia kayak seneng sekaligus lega banget karena dia berhasil ngebuktiin kalau dia gak salah. Jadi, kamu harus minta maaf ke Jaemin." Ucap Kai seraya mengusap rambut Anin dengan lembut.

Anin terlihat bingung dengan perkataan Kai, maksudnya apa? Mengapa ia harus meminta maaf dengan Jaemin? Kan Anin tidak salah apa-apa.

"Kok aku? Emang aku ngapain?"

"Kan kamu udah marah-marah ke Jaemin kemarin, jadi ya udah seharusnya kamu minta maaf sama dia, kan?"

"Gak. Biarin aja, apaan sih malah jadi aku yang minta maaf. Harusnya dia tuh yang minta maaf karena udah bikin kita repot." Jawab Anin dengan menggebu.

"Hei, gak boleh gitu lah. Jaemin kan juga ngelakuin hal itu karena dia nolongin orang sayang. Coba kamu bayangin kalau seandainya Jaemin gak nolongin mahasiswi itu, pasti udah terjadi hal-hal yang gak baik. Jadi, jangan malu buat minta maaf sama dia, ya?"

Ini yang Anin suka dari Kai, Kai selalu memberikan arahan yang baik untuk dirinya dengan nada bicara yang sangat lembut dan tidak terkesan menyudutkan.

"Yaudah nanti aku telpon dia, ya."

Kai mengangguk, "Nah gitu dong baru istri kesayangan Kai." Jawab Kai seraya mengacak-acak rambut Anin.

Anin terkekeh lalu memeluk Kai dari samping. Menempelkan kepalanya di dada bidang suaminya itu dan menghirup dalam-dalam aroma sabun yang tercium di badan Kai. Kai membalas pelukan Anin, tangannya juga kini mengusap-usap perut istrinya itu seolah sedang menyapa anak mereka.

"Gom, tau gak?"

"Hm, apa sayang?"

"Akhir-akhir ini dedek nendangnya makin kenceng banget, terus aku juga jadi pengen pipis terus. Terus nih ya misal aku lagi tidur siang gitu dia gak terlalu aktif geraknya, nah nanti kalau udah kedengeran suara mobil kamu dia langsung nendang-nendang gitu kayak seolah-olah tau kalau papa nya mau berangkat atau pulang kerja." Anin menceritakan apa yang ia alami kepada Kai dengan mata yang berbinar dan senyum yang tidak luntur dari bibirnya.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang