Dua belas🐻

892 110 16
                                    

"Berapa kali saya harus bilang, saya tidak mau punya anak kotor kayak kamu!"

Byurrr

Plak

Byuurr

Kai hanya bisa menangis tersedu-sedu menerima perlakuan ayah kandungnya. Bagaimana tidak, sekarang ini ayahnya terus menyirami dirinya dengan air dingin. Tidak hanya itu, ayah Kai juga melakukan kekerasan fisik dengan terus memukuli tubuh Kai sampai berdarah. Pelipis Kai berdarah, sudut bibirnya juga terlihat sobek dan juga bagian pipinya lebam karena perbuatan sang ayah.

"Ayah ampun ayah. Maafkan Kai ayah, Kai janji tidak akan nakal lagi ayah"

"Jangan panggil saya ayah! Saya tidak mau punya anak pembawa sial seperti kamu!"

Byurrr

"Ayah ampun ayah..."

Sang ibu yang melihat putranya di aniaya oleh suaminya hanya bisa terdiam dan tidak peduli. Ibu Kai hanya memikirkan penampilannya saja, di dalam hatinya dia juga sangat membenci Kai dan menyesal telah melahirkan anak seperti Kai.

Padahal, Kai termasuk anak yang pembersih. Tidak pernah sekalipun dia melewatkan rutinitas mandi baik pagi maupun sore, selain itu Kai juga tidak pernah keluar rumah.

Kai menangis tersedu-sedu sambil memeluk lututnya, didalam hatinya dia terus menerus meminta kepada Tuhan untuk merubah sikap orangtuanya. Di dalam dirinya, Kai masih tidak percaya kenapa dia harus dilahirkan jika pada akhirnya dia hanya akan menjadi korban kekerasan orangtuanya saja. Namun, terlepas dari itu semua Kai percaya Tuhan pasti akan memberikan kebahagiaan terbesar untuk Kai suatu saat nanti.

Kai lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah wastafel lalu mencuci tangannya dengan sangat cepat sampai sampai tangannya sendiri terluka.

"Kai mau disayang ayah, Kai bukan anak pembawa sial, Kai bukan anak kotor"

Kata-kata itu terus menerus Kai ucapkan secara berulang-ulang didalam hatinya sambil menangis tersedu-sedu. Sejak saat itu, Kai selalu membersihkan tubuhnya sesering mungkin dan dia juga selalu mencuci tangannya berkali-kali dalam sehari. Dan hal itulah yang membuatnya terkena phobia yaitu mysophobia.

Saat Kai sedang membersihkan tangannya sambil menangis, tiba-tiba ia merasa dirinya ditarik dengan sangat kuat oleh seseorang.

"AYAH JANGAN!!!!"

"Ayah..."

Suara Kai membuat Anin langsung mengalihkan atensinya kearah Kai yang sekarang duduk di ranjangnya dengan nafas terengah-engah dan keringat yang mengucur di sekitaran wajahnya.

"Ternyata hanya mimpi" batin Kai

Anin sekarang memang sedang berada di rumah Kai untuk membantu Kai mengecek perlengkapannya yang akan dia bawa untuk meeting di Beijing. Sebenarnya Anin ingin sekali cepat pulang ke rumahnya karena dia juga harus mengemasi barang-barangnya yang juga akan ia bawa bersama Kai. Tapi mau bagaimana lagi, Anin harus menuruti perintah Kai.

"Bapak sudah bangun?" Tanya Anin sambil berjalan kearah Kai karena Anin melihat Kai yang terlihat panik.

Kai tidak menjawab pertanyaan Anin, pria itu sekarang malah termenung ditempat tidurnya dengan tangan yang meremat selimutnya. Nafas Kai masih tidak beraturan karena mimpi buruk itu dan keringat di sekitaran wajah Kai juga semakin mengucur, selain itu mata Kai juga terlihat berkaca-kaca.

Anin lalu memegang pundak Kai dan kembali bertanya, "Pak Kai tidak apa-apa?"

Kai menatap Anin lalu menarik tangan Anin dan memeluk tubuh Anin. Anin awalnya terkejut dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Kai, namun saat dia mendengar isakan Kai Anin terdiam dan membiarkan Kai memeluk dirinya.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang