Sembilan Belas🐻

867 106 36
                                    

Kai membuka matanya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling, bau obat-obatan seketika menyeruak masuk ke indra penciuman Kai. Pria itu lalu melihat kearah tangan kanannya yang sudah ditempeli selang infus. Kai mencoba untuk mengingat kejadian sebelum dia pingsan tadi, sampai pada akhirnya pintu ruang rawat inap Kai terbuka dan menampilkan Dokter Minseok yang datang dengan membawa kertas laporan kondisi Kai di tangannya.

"Udah bangun lo? Gimana? Ada yang sakit?" Tanya dokter Minseok.

Kai menggeleng lalu mencoba untuk duduk, dokter Minseok dengan sigap membantu Kai untuk duduk sembari bersandar di ranjang.

"Kok gue bisa dirawat disini sih Bang?"

Dokter Minseok menuliskan sesuatu di kertas yang ia bawa lalu menjawab. "Lo tadi nelpon gue, pas gue angkat lo gak jawab. Karena perasaan gue gak enak gue akhirnya ke kantor lo, dan pas gue sampai sana lo udah pingsan di lantai ruang pribadi lo"

Ahh benar juga, Kai tadi pingsan karena Jennie. Tapi kenapa Kai harus dibawa ke rumah sakit? Terlebih dokter Minseok ini sudah tau bahwa sahabatnya ini sangat membenci rumah sakit.

"Tapi kenapa lo malah bawa gue kesini? Jangan bilang tadi karyawan karyawan gue liat gue pingsan terus dibawa kesini?" Selidik Kai.

"Ya gue terpaksa bawa lo kesini, soalnya tadi gue gak bawa alat-alat medis gue terus juga kondisi lo bener-bener parah tadi jadi ya gak ada pilihan lain selain gue bawa lo kesini. Dan lo tau gak? Untungnya gue gak telat bawa lo ke rumah sakit, karena kalau telat lo mungkin sekarang udah berhadapan sama malaikat Munkar Nakir di alam kubur"

"Anjir doa lo jelek banget Bang. Oh iya, gimana keadaan gue Bang? Gak ada yang perlu gue khawatirkan kan?"

"Nah itu yang mau gue tanyain ke lo Jong, bukannya hasil pemeriksaan terakhir kali lo itu baik dan perkembangannya pesat banget? Kok sekarang malah nurun drastis gini sih Jong? Ada apa Jong? Bukannya lo bilang kalau lo udah mau sembuh karena sekertaris lo? Sekarang mana sekertaris lo?"

Seketika Kai langsung teringat dengan Anin. Seharusnya sekarang dirinya menjelaskan semuanya kepada Anin, tapi apa ini? Kai malah sekarang berujung di ranjang rumah sakit karena keadaannya. Argh andai saja tadi Kai bisa bertahan sedikit lebih lama untuk tidak sampai pingsan, pasti sekarang dia sudah menemui Anin dan menjelaskan semuanya.

"Jong, lo kok malah ngelamun sih? Ada apa? Cerita ke gue lah"

Kai mengacak rambutnya, "Tadi Jennie dateng ke kantor gue dan ya lo tau sendiri lah gimana dia kalau ketemu gue. Dia tiba-tiba duduk di pangkuan gue, jelaslah karena itu tubuh gue langsung ngeluarin reaksi. Tapi si Jennie ini gak tau kalau sebenarnya tadi gue udah ngerasa gak enak sama tubuh gue, dan disaat yang bersamaan Anin masuk kedalam ruangan gue dan ngeliat Jennie yang duduk di pangkuan gue. Gue tau bang, dari sorot mata Anin tadi dia kayak kecewa sama gue. Dia salah paham sama gue, makanya gue tadi langsung pergi dan rencananya mau ngejar dia tapi kondisi gue gak memungkinkan jadinya gue ke ruangan pribadi gue dulu buat ngambil obat sekalian memulihkan kondisi gue, eh malah sampai sana gue pingsan"

"Jadi karena itu kondisi lo jadi menurun gini? Jong, gue cuma ngasih saran ke lo mending sekarang lo fokus dulu ke terapi lo. Kebetulan kemarin kenalan gue ngasih tau gue katanya ada klinik di Jerman yang bisa nanganin penyakit lo, kalau lo mau gue bisa bikinin surat rujukan buat lo kesana"

Sebenarnya Kai sangat ingin sekali pergi ke klinik terapi yang disarankan dokter Minseok jika mengingat kondisinya yang seperti sekarang ini. Kai juga ingin sembuh dan menjalani kehidupan normal seperti orang lain. Tapi, dirinya juga tidak mungkin pergi begitu saja kesana apalagi saat hubungannya dengan Anin tidak baik seperti sekarang ini. Kai tidak mau jika Anin menganggap dirinya semakin jahat dengan dia pergi begitu saja ke Jerman tanpa memberikan penjelasan kepada Anin terlebih dahulu.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang