Delapan 🐻

992 120 31
                                    

Semenjak kejadian Kai mencium kening Anin tadi dirumahnya, suasana mendadak menjadi canggung. Sekarang ini, mereka sedang berada di jalan untuk menuju ke kantor. Baik Anin maupun Kai keduanya tidak mau membuka obrolan terlebih dahulu. Kai sibuk menyetir dan fokus ke jalanan, sementara Anin sibuk melihat jalanan dari jendela mobil.

Oh iya, sebenernya tadi Anin menyarankan ke Kai supaya dia saja yang menyetir mobil. Tapi, Kai menolak dengan alasan dia tidak mau setir mobilnya dipegang oleh orang selain dia.

"P-pak saya muter lagu ya" Anin baru saja mengarahkan tangannya kearah tape dan berbarengan dengan itu, Kai ternyata juga melakukan hal yang sama dengan Anin.

Jadi sekarang posisinya tangan Kai berada diatas tangan Anin.

"Eh m-maaf Pak" Anin langsung menarik tangannya sementara Kai hanya menjawab dengan "Hmmm"

Suasana kembali canggung dan hening menyelimuti mobil Kai sekarang. Jujur, sebenarnya Anin masih bingung ini kenapa jadi canggung banget gini sih? Mau ngobrol tapi ngobrolin apa nanti kalau asal ngomong takutnya salah kan bahaya. Tidak jauh beda dengan Anin, Kai juga merasakan hal yang sama dengan Anin. Kenapa juga dia harus canggung sama Anin? Padahal kan biasanya dia biasa biasa aja, mana sikap Kai yang cool kayak biasanya?

Mobil Kai akhirnya sampai didepan kantornya. Tidak perlu menunggu lama, security dengan cepat langsung membuka kan pintu untuk Kai dan Anin. Setelahnya, Kai lalu memberikan kunci mobilnya ke security.

Saat masuk kedalam kantor, Anin langsung dihadiahi tatapan maut oleh karyawan wanita yang tadi melihatnya turun dari mobil Kai. Bahkan dia juga mendengar bisikan-bisikan dari karyawan disana. Anin menatap Kai yang berjalan terlebih dahulu didepannya dan Kai terlihat sama sekali tidak mengindahkan perkataan karyawan karyawan nya itu, dia malah tetap berjalan dengan gaya songong nya yang sudah melekat di dalam dirinya.

Saat Kai sedang berjalan menuju lift, Kai tiba-tiba berhenti dan itu membuat Anin yang berjalan di belakangnya hampir saja menabrak punggung Kai. Kai langsung membalikkan badannya dan menatap Anin yang kini menunduk.

"Kamu itu sebenarnya sekertaris saya apa pengawal saya? Kalau kamu merasa jadi sekretaris saya, jalan disamping saya jangan dibelakang saya!" Kata Kai dengan tegas.

"Kamu itu sebenarnya sekertaris saya apa pengawal saya? Kalau kamu merasa jadi sekretaris saya, jalan disamping saya jangan dibelakang saya!" Kata Kai dengan tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M-maaf Pak, abisnya langkah Pak Kai panjang banget jadi saya susah nyamainnya" jawab Anin dengan jujur

"Kamu nyalahin saya?" Tanya Kai

Anin langsung menatap Kai sambil melambaikan tangannya tanda jika perkataan Kai barusan itu sama sekali tidak benar. "Enggak Pak, saya gak nyalahin Bapak. Maksud saya itu--"

"Udah ayo buruan" Kai kembali berjalan mendahului Anin dan dengan cepat Anin langsung berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Kai.

"Udah ayo buruan" Kai kembali berjalan mendahului Anin dan dengan cepat Anin langsung berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang