Dua Puluh Tujuh 🐻

688 74 15
                                    

Pagi ini, Anin baru saja selesai mandi dan berganti baju. walaupun hari ini hari minggu tapi ia tetap mandi lebih pagi seperti biasanya jika ia akan pergi bekerja. Gadis itu bersenandung kecil kala ia turun kebawah untuk sarapan pagi bersama dengan keluarganya.

"Selamat pagi Bunda, selamat pagi ayah" Sapa Anin kepada ayah bunda sembari tersenyum manis.

"Pagi juga, Nin. Sebelum kamu duduk kamu bangunin Kai sama Jaemin dulu gih" titah bunda sembari meletakkan secangkir kopi untuk ayah.

Ahh iya, hampir saja Anin lupa kalau Kai menginap disini. Duh ini kenapa malah Anin jadi deg degan gini sih hanya karena disuruh membangunkan Kai? Entahlah, Anin juga tidak paham dengan suasana hatinya yang akhir-akhir ini menjadi mudah sekali merasa senang hanya karena hal-hal kecil yang menyangkut Kai.

"Hehe, bunda aja ya bun yang bangunin Pak Kai. Anin malu" Jawab Anin.

Padahal selama menjadi sekretaris Kai, Anin sudah seringkali melihat Kai yang baru bangun tidur karena setiap pagi ia harus kerumah Kai. Tapi kan posisinya berbeda, setiap Anin sampai di rumah Kai pasti Kai sudah bangun jadi Anin tidak harus sampai membangunkannya. Kalau ini, duhh membayangkan bagaimana tampannya wajah Kai dan suara berat Kai saat bangun tidur saja sudah membuat Anin merinding.

"Kok bunda sih? Ya kamu lah, Nin. Kamu kan pacarnya" Kali ini, ayah menimpali.

"Anin malu yah"

"Malu? Malu kenapa? Toh nanti kalau kamu jadi istrinya juga bakal tiap hari ngadepin ginian"

Hampir saja Anin tersedak ludahnya sendiri karena mendengar perkataan ayah yang terlampau jujur. Ya Anin tau juga, kalau Anin nantinya berjodoh dengan Kai dan menjadi istri Kai kegiatan seperti ini pasti akan menjadi rutinitasnya. Hanya saja kalau untuk sekarang Anin belum siap, dia masih terlalu gugup.

Mungkin orang lain akan menganggap Anin aneh. Dan ya, Anin akui dirinya memang aneh bahkan sampai dia tidak paham kenapa dia bisa menjadi seperti ini.

"Udah ah, Nin gak usah banyak ngelak. Sana sana kamu bangunin nak Kai. Biar kita bisa sarapan bersama-sama"

Anin akhirnya menurut perkataan bunda nya. Percuma saja dia bersikeras tidak mau membangunkan Kai karena pasti bunda akan terus memaksanya.

Anin lalu berjalan menuju kamar Jaemin. Saat sudah didepan kamar Jaemin, ia langsung saja membuka pintu kamar adiknya itu karena kebiasaan Jaemin kalau tidur tidak pernah mengunci pintu kamar.

Senyum manis mengembang di bibir Anin kala ia melihat adiknya tidur dengan pria yang ia sayangi. Posisi tidur Kai dan Jaemin terlihat lucu bagi Anin. Mereka berdua sama-sama tidur nyenyak dengan posisi telentang dan selimut yang sudah berserak kebawah.

Anin berjalan kearah Kai yang tidur di sisi kiri Jaemin. Gadis itu lalu menepuk pelan pundak Kai untuk membangunkan Kai.

"Pak, Pak Kai bangun yuk udah pagi"

Sekali, masih tidak ada jawaban dari Kai. Pria itu hanya menggeliat lalu kembali terlelap.

Anin kembali menepuk pundak Kai. "Pak Kai, bangun Pak udah jam tujuh pagi"

Kai menggeliat lalu membuka matanya, pria itu mengerjap-ngerjapkan matanya selama beberapa detik baru menatap Anin. Anin kini sudah tersenyum manis dan menahan tawanya melihat wajah Kai yang sangat imut saat baru bangun tidur.

"Akhirnya bangun juga Bapak hehe. Good morning Pak Kai"

Kai tersenyum melihat Anin. Bagi Kai, pagi ini benar-benar pagi yang sangat spesial untuknya karena ketika ia membuka matanya, ada Anin yang membangunkannya dan tersenyum disampingnya.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang