-Pertemuan-

807 80 16
                                    

Sebelum kalian baca part ini, aku mau ngasih tau ke kalian kalau part ini gak ada hubungannya sama part sebelumnya maupun selanjutnya ya! Ini cuma part selingan aja wqwqwqwq.

Okede enjoy dan selamat membaca!

Sudah hampir empat jam Anin berada di ruang kerja Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir empat jam Anin berada di ruang kerja Kai. Bukan bukan, mereka bukannya menghabiskan waktu berdua seperti layaknya orang berpacaran. Anin berada di ruangan Kai karena dirinya sedang membantu Kai untuk menyelesaikan rancangan proyek yang sedang digarap oleh Kai. Sebenarnya Anin bisa saja mengerjakan tugasnya di meja kerjanya sendiri, tapi karena sedari tadi Anin terus bolak-balik keluar masuk ruangan Kai, Kai akhirnya menyuruh Anin untuk duduk dan mengerjakan pekerjaannya di ruang kerjanya.

Tidak ada obrolan diantara mereka berdua karena baik Anin maupun Kai fokus dengan pekerjaan mereka sendiri-sendiri. Sampai akhirnya, dering ponsel Kai membuat Kai harus menghentikan pekerjaannya dan tanpa sadar Anin juga ikut menghentikan pekerjaannya lalu meregangkan otot-otot pinggang yang terasa kaku karena sedari tadi duduk.

"Halo..."

"......"

"Tidak, saya tidak mau"

"......."

"Tolong kali ini saja jangan paksa saya"

Kai terlihat mencengkeram erat kertas yang sedang ia pegang. Raut wajah tenangnya juga perlahan berubah menjadi raut wajah marah, tidak salah lagi Kai pasti sedang menerima telepon dari orangtuanya. Walaupun Kai sedikit tertutup dengan Anin, tapi Kai sudah pernah memberitahu Anin bahwa dirinya paling tidak suka ketika mendapat telepon dari orangtuanya.

"......"

Kai menggeram lalu mematikan sambungan teleponnya. Pria itu menatap Anin yang kini sudah kembali berkutat dengan pekerjaannya karena Anin tidak mau jika Kai menganggap bahwa dirinya baru saja menguping pembicaraan Kai dengan orangtuanya.

"Kenapa harus berpura-pura seperti itu? Saya tau kamu daritadi nguping pembicaraan saya"

Sial, rasanya Anin benar-benar malu sekarang. Bagaimana bisa Kai tau jika Anin juga ikut menyimak pembicaraannya dengan orangtuanya tadi? Ahh rasanya Anin sekarang ingin menenggelamkan dirinya di bak mandi saja daripada harus malu didepan Kai seperti ini.

"M-maaf Pak saya tidak sengaja"

Kai mengendikkan bahunya lalu menjawab. "Saya terima permintaan maaf kamu kalau kamu temenin saya sekarang"

"Kemana Pak?"

"Gak usah banyak nanya, sekarang kamu rapikan ini semua dulu kalau sudah kita baru berangkat"

Kai lalu beranjak dari tempat duduknya yang semula berada di samping Anin dan mengambil jas nya yang digantung di dekat mejanya. Sementara Anin, gadis itu langsung melakukan apa yang Kai perintahkan tadi yaitu membereskan kertas-kertas yang berserak di meja dan juga mematikan laptop yang digunakan mereka berdua tadi.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang