Part 1

4.4K 162 3
                                    

Debaran apa ini? Apa aku menyukainya? Tentu tidak. Aku hanya terpaku pada ketampanannya.

***

Prilly's POV

Cantik.

Kudeskripsikan diriku dengan kata itu, aku tidak sombong tapi memang diriku cantik. Aku tidak suka jika ada orang yang tidak mengatakan yang sebenarnya, seperti tidak mau memuji orang lain cantik hanya karena mereka tidak mau menyanjung orang lain, itu contoh kecilnya.
Aku adalah wanita yang akan selalu mengatakan apa yang aku rasa dan ingin katakan, tidak suka berbelit-belit hanya untuk orang lain menebak isi hatiku. Yah, aku tidak menyukai banyak hal termasuk drama di keluargaku sendiri.

 Sekali lagi aku menatap bayangan diriku di cermin, memastikan penampilanku sudah sempurna untuk berangkat ke kampus pagi ini.
Dengan langkah pelan aku menuruni anak tangga sambil membenarkan jam tanganku, terlihat semuanya sudah berada di meja makan.

"Pagi semua"

"Pagi sayang" jawab papa pada salam ku.

"Pagi, gimana tidur kamu? Mimpi indah?"

Aku memberikan senyum. "Ya ma"

Setelah ini kami menikmati sarapan dengan keheningan, situasi seperti ini sudah sangat biasa.

"Pappy, lusa aku berangkat ya ke Singapure"

Kunaikkan pandanganku sedikit untuk menatap gadis di depanku, dia tersenyum saat papa mengiyakan ucapannya. Padahal libur semester kemarin dia baru ke Bali, dan sekarang dia akan pergi lagi.

"Oh ya Prill, supirmu untuk lusa dan kedepannya sudah bukan pak Mamat lagi"

"Kenapa pa?"

"Pak Mamat sudah sangat tua untuk bekerja, maka keponakannya lah yang akan menggantikannya"

Aku mengangguk atas penjelasan papa. "Tidak masalah"

Pak Mamat adalah supir keluargaku yang sangat setia, dia sudah bekerja di sini sejak papa dan bundaku baru menikah, dan aku sangat tidak keberatan sewaktu Alexa memilih Aji sebagai supirnya dan pak Mamat otomatis menjadi supirku. Beliau sangat baik dan sayang padaku, maka aku pun sudah menganggap pak Mamat sebagai bagian dari keluargaku sendiri.
Setelah selesai sarapan aku pun berangkat ke kampus yang tentunya di antar pak Mamat.

"Bapak habis ini pulang kampung?"

"Ya non, bapak mau istirahat dan menikmati masa tua bersama keluarga di kampung"

Ah rasanya pasti akan sangat bahagia dan tenang.

"Nanti bapak akan sering bawain non ole-ole kok dari kampung"

Aku terkekeh. "Tapi kapan-kapan Prilly boleh kan main ke kampungnya bapak?"

Pak Mamat terlihat antusias. "Tentu boleh non, nanti bapak suruh ibu untuk masak yang ennak-ennak sama nanti non bisa keliling kampung pakai motor bapak" lihatlah betapa dia sangat bahagia menjawabnya.

"Em keponakan bapak kapan datang?"

"Besok non. Tapi dia mulai kerja lusa"

Aku mengangguk, aku akan sangat merindukan lelaki tua ini, lelaki yang baik hati dan tulus sayang padaku.
.

.

.
Aku tiba di kampus, tempat dimana sudah tiga tahun lamanya aku menimba ilmu sebagai mahasiswi Fakultas Komunikasi. Aku banyak mendapat teman, baik dari yang sefakultas maupun beda fakultas, dan tentunya aku juga sudah mempunyai kekasih.

CINTA MEMILIH KITA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang