Part 3

1.3K 122 1
                                    

Rasanya dia ingin mencubit pipi chubby itu, ah stop Prilly! Apa yang kau pikirkan?

***

     Ali menatap sekelilingnya mencari nomor rumah seperti yang diberitahukan oleh majikan mudanya beberapa jam yang lalu "Nah itu dia" menghentikan laju mobil, meraih handphone lalu mengetikan pesan untuk gadis itu hingga beberapa menit kemudian sosok yang ditunggu keluar bersama dengan seorang pemuda, pemuda yang sama waktu di mall.

     "Li, besok malam kan bunda ulang tahun jadi lo nanti ambil kue yang udah gue pesan, entar alamatnya gue kirim" ucap Prilly setelah duduk di jok penumpang belakang.

     "Baik non"
.
.
.
     Membaca dengan baik nama toko yang ada di depannya lalu memastikan dengan tulisan yang ada di handphonenya, setelah merasa yakin Ali pun turun dari mobil, ia akan melakukan sesuai apa yang dikatakan Prilly, mengambil pesanan kue ulang tahun untuk bunda.

     "Hallo selamat sore mas, ada yang bisa kami bantu?"

     "Sore juga mbak, ya saya mau ambil pesanan atas nama  Atanasia Aprillya, ini struknya" jawab Ali sembari menyerahkan selembar kertas kecil pada pelayan toko.

     "Baik, tunggu sebentar ya mas"

     Ali mengangguk, tak lama setelah ia menunggu pelayan tadi datang dengan membawa sebuah kotak kardus yang Ali yakini kalau isinya adalah kue ulang tahun. Setelah mengambil kuenya Ali pun kembali ke mobil, tapi saat hendak masuk langkahnya terhenti kala ia melihat seseorang yang tak asing baginya.

     "Itu kan cowok yang sama non Prilly" meski tak pernah bertatapan langsung namun Ali dapat dengan jelas menghafal wajah pria yang sudah dilihatnya 2 kali itu, Ali masih tetap fokus kala melihat pria itu membukakan pintu untuk seorang perempuan yang menyusul dari belakang untuk memasuki mobil "Mungkin saudarinya" tak mau ambil pusing Ali pun masuk ke mobil, menyalakan mesin lantas melaju kembali ke rumah majikannya.
.
.
.
     Jarum jam menunjukkan pukul 22.00 waktu setempat, Ali dengan setia masih menunggu majikannya di depan teras rumah megah ini dengan masih terbalutkan seragam kerjanya.

     "Ali ayo"

     Dengan cepat sang pemilik nama menatap ke gadis yang baru saja menyebut namanya "Baik non"

     "Eh tunggu! Lo kok masih pake seragam sih? Belum mandi yah?" Gadis yang tak lain adalah Prilly itu memberikan tatapan intimidasinya seakan menunggu untuk Ali menjawab 'Ya'

     "Sudah non"

     "Terus kenapa enggak ganti?"

     "Seragam saya ada 2, jadi saya pakai yang masih bersih jadi enggak bau kok non" Ali menjawab dengan sopan, ia sedikit mengerti arah pembicaraan gadis di depannya ini.

     Prilly memutar malas bola matanya "Maksud gue tuh bukan masalah bau apa enggak, tapi lo ngapain pakai seragam kerja. Sana ganti baju biasa"

     Ternyata dugaan Ali salah, Prilly hanya ingin ia mengenakan pakaian biasa bukan seragam "Tapi kan ini seragam kerja saya non"

     "Dan gue yang suruh lo ganti, udah sana cepat entar kita telat lagi ke rumah bunda"

     Dengan sekali anggukkan Ali berlari kecil ke dalam rumah, tak butuh waktu lama ia sudah kembali dengan pakaian santainya "Ayo non"

CINTA MEMILIH KITA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang