Part 5

1.1K 118 8
                                    

"Habisnya gimana Prill? Rasa nyaman itu hadir saat ada dia"

***

     Jihan tersenyum dan melambai pada Ali yang masih berdiri di sebelah mobil, gadis itu terlihat sangat manis dengan jilbab biru mudanya pagi ini.

     Prilly yang melihat aksi sahabatnya itu mengikuti arah pandangnya, dan dia menemukan Ali yang juga tengah membalas senyuman Jihan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Ditatapnya kembali gadis itu yang belum memperhatikan kedatangannya "Ian"

     Ian -- adalah sapaan akrab Jihan.

     Gadis itu kini menoleh ke arah Prilly. "Eh Prill, Ali ganteng yah" puji Jihan dengan senyum kecilnya.

     Menaikkan sebelah alisnya. "Lo suka sama supir gue?"

     Jihan mengulum bibirnya menahan senyum malu-malu, entahlah dia juga bingung dengan perasaannya tetapi sejauh ini yang dia rasakan adalah nyaman saat berdekatan dengan pria itu.

     "Serius lo?"

     "Mm, gue bingung sih Prill. Tapi gue nyaman kalau deket dia. Dia baik, sopan, nyambung kalau ngobrol dan tampan" suara Jihan terdengar pelan di akhir kalimatnya.

     "Terus? Itu doang modal yang bikin lo suka?" Prilly masih sangsi dengan sahabatnya, bisa-bisanya dia suka sama Ali, heran Prilly.

     "Ya enggak apa-apa kan? Lo enggak marah kan kalau seandainya gue beneran suka sama Ali?" Tanyanya hati-hati.

     Tertawa kecil Prilly menjawab. "Ngapain marah? Suka ya suka aja gue enggak masalah, gue cuma heran banyak cowok di kampus ini yang naksir sama lo tapi lo malah sukanya sama supir gue"

     "Habisnya gimana Prill? Rasa nyaman itu hadir saat ada dia"

     Prilly mengangguk, mau siapapun yang menyukai Ali itu sama sekali tak masalah baginya. Meski dalam hati ia membenarkan semua pujian Jihan pada Ali namun tetap hubungannya dengan pria itu hanya sebatas pekerja dan majikan, tidak lebih dari itu. Lagipula dia sudah memiliki Kevin yang telah mengisi hari-harinya selama hampir delapan bulan ini.

***

     Kedua gadis ini berdiri sambil menatap jejeran daftar film yang ada di layar depan mereka, bingung harus menjatuhkan pilihan pada film mana yang akan mereka tonton untuk beberapa menit ke depan.

     Prilly memangku dagunya dengan sebelah tangannya yang bertumpu pada sebelah tangan lainnya. "Gimana kalau kita nonton yang itu aja" tunjuknya pada salah satu poster film di layar depan mereka.

     Jihan mengangguk antusias. "Gue juga mau bilang yang itu, yuk beli ticket"

     Urusan menonton film bukanlah masalah bagi kedua gadis ini, pasalnya mereka memiliki selera film yang sama sejak banku SMP. Setelah mengantri dan mendapatkan dua ticket dan dua cup pop corn untuk mereka berdua kini keduanya melangkah untuk duduk di kursi yang disediakan dekat pintu masuk ruang bioskop.

      "Prill itu kan Alexa"

     Gadis berambut panjang itu mengikuti arah tunjuk sahabatnya, terlihat Alexa berjalan keluar dari studio bioskop sambil bergelayut manja pada seorang pria.

CINTA MEMILIH KITA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang