Part 32

1.4K 138 11
                                    

"Kalau kamu tanya aku, aku mau tahun ini. Kamu gimana?"

***

Dari jarak beberapa meter, Prilly dengan kencang berlari menubruk tubuh tegap Ali yang sedang bersandar pada badan mobil. Perempuan ini lantas memeluk erat kekasihnya sambil melompat kecil.

Tidak, Ali bukan tak paham akan tindakan yang dilakukan kekasihnya. Ia tahu betul alasan dibalik rasa senang yang sedang diekspresikan gadis mungilnya ini, untuk itu ia pun balas memeluk dan beberapa kali mendaratkan kecupan hangat di pucuk kepala Prilly.

"I'm so happy, aku enggak nyangka ayah kamu punya inisiatif kayak gitu" masih dalam pelukan yang erat, Prilly bersuara. Mengutarakan ketidak sangkaannya pada pria paruh baya ayah kekasihnya yang telah berinisiatif untuk membicarakan kelanjutan hubungan mereka dengan kedua orang tua kandungnya.

Ali memejamkan mata sambil menggigit bibir luarnya pertanda ia juga amat senang akan kabar yang baru ia dapat beberapa jam yang lalu. "Aku shock loh sayang tiba-tiba ayah datang dan nanya gini 'Kamu dan Prilly mau menikah kapan?' Aku bahkan enggak nafas selama sedetik" bukannya tak memiliki niat untuk meresmikan hubungan mereka, tentu saja punya. Siapa yang tak mau hubungannya bersama orang yang dicintai melangkah ke jenjang yang lebih serius? Hanya saja, Ali tak menyangka bahwa ternyata ayahnya memperhatikan detail hubungan asmara yang ia jalin bersama Prilly. Ia kira ayahnya hanya akan bodoh amat, tapi ternyata ayahnya terlebih dahulu membicarakan itu semua dengan kedua orang tua gadisnya.

Prilly mendongkak menatap kekasihnya yang juga menunduk menatapnya dengan pancaran rasa bahagia yang masih sangat kentara. "Kamu mau kapan?"

Kembali mengigit bibir bawahnya dengan keras, Ali menyelipkan anak rambut ke salah satu daun telinga Prilly. "Kalau kamu tanya aku, aku mau tahun ini. Kamu gimana?"

Tersenyum manis lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada dada Ali, Prilly menjawab. "Sama"

Mendengar itu mereka sama-sama tertawa bahagia, ternyata mereka memiliki keinginan yang sama untuk kelanjutan hubungan mereka. Dan besar harapan, semoga semuanya berjalan dengan lancar sampai hari yang meresmikan kebahagiaan itu tiba.

***

Alexa menganga dibalik tembok mendengar percakapan orang tuanya yang membicarakan tentang peresmian hubungan saudari tirinya dengan mantan supir gadis itu. Ia merasa panas ketika papanya, Budiman mengatakan bahwa tadi siang habis bertemu dengan Rudi dan Yoleta dimana ayah dari mantan supir itu meminta pendapat dan persetujuan untuk meresmikan hubungan Ali dan Prilly.

"Terus papa setuju?" Merasa tak tahan, akhirnya Alexa memilih keluar dari tembok mengupingnya lalu menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. "Prilly kan belum lulus kuliah pa" ia kemudian mengambil tempat duduk di hadapan kedua orang tuanya.

"Memang kenapa kalau Prilly belum lulus?" Chika menatap putrinya heran dengan alasan yang ia dengar termasuk suaminya.

Alexa menghela nafas menatap Budiman yang juga terlihat menanti jawaban atas pertanyaan Chika, ibunya. "Pa, aku kan udah hamil duluan oke itu salah besar dan enggak bikin kalian bangga sama sekali. Berarti harapan papa dan tante Leta ada di Prilly dong, harusnya papa push Prilly supaya selesain kuliahnya dulu, kerja baru nikah. Apalagi kan Prilly pintar pa, sayang banget nikah muda terus ngurus suami dan anak doang"

Budiman dan Chika saling tatap, lantas ibu beranak satu itu melepar pandangan ke arah putrinya. "Mama rasa enggak masalah, toh Ali juga anaknya baik pasti dia ngerti dan izinin Prilly buat terus berkarir, ya kan pa?"

Budiman terlihat berpikir dalam diamnya sebelum akhirnya berkata. "Papa rasa Alexa ada benarnya, Prilly harusnya menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu"

CINTA MEMILIH KITA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang