Happy reading gais...
***
AUTHOR POV
Ada pepatah yang mengatakan “Jika kau semakin dalam jatuh cinta terhadap seseorang, maka semakin dalam pula kau akan terjatuh nantinya”. Yah, memang seperti itu faktanya, jika kau mencintai seseorang, maka kau harus bersiap untuk jatuh pula.
Tak selamanya kau akan berada diatas bersamanya, hidup ini bagaikan Roller Coaster, yang kadang naik, kadang turun. Tapi, baik naik maupun turun, sama-sama harus dihadapi. Sama halnya dengan kehidupan, meskipun terasa berat berusahalah untuk kau lewati.
Kadang kau dibutuhkan, dan kadang pula kau tidak dibutuhkan. Sifat manusia itu berbeda-beda, tergantung dari kita yang bisa mengerti atau tidak sama skali.
Nenek jaman dulu sering berkata “Memilahlah dengan baik dalam mencari seorang teman sejati, jangan sampai kau hanya merasa didorong ke jurang olehnya, begitupun mencari pendamping sejati, kau harus tau, apa dia benar-benar pantas untukmu?”
Sama halnya dalam mengerti sifat seseorang, kau harus dapat menangkap apa yang ia maksud, apa yang inginkan. Tapi, sebagian orang buta untuk melihat kebaikan seseorang akibat kejelakan seseorang itu.
“Woi!! Ngelamun aja lo Nis”
Gadis yang sedang menumpukan tangannya diatas meja kerjanya hanya mendengus kesal ketika sahabatnya itu mengagetkannya seperti biasa
“Kenapa sih lo Yut? Rese banget jadi orang” balasnya
Merasa tak terima karena disalahkan kembali bagaikan boomerang, Yuta duduk disamping Nisya lalu menatapnya tajam.
“Heh!! Harusnya tuh gue yang nanya sama lo, lo ada masalah atau gimana? Akhir-akhir ini lo gak konsen tau gak Nis, bahkan kerjaan lo semua kacau, ujung-ujungnya gue yang revisi”
Nisya akui itu semua atas ucapan Yuta, karena otaknya benar-benar tak bisa diajak kompromi selama beberapa hari ini. Ia memikirkan sesuatu yang seharusnya tak perlu ia fikirkan, aneh memang, tapi begitulah manusia.
Merepotkan diri sendiri dan berakhir frustasi karena tak mendapat jawaban atas semua yang fikirkan.
“Sorry banget, gue bakal ubah kok”
“Bukan masalah ubahnya Nis, lo kalo ada masalah cerita lah sama gue atau gak Nancy. Kalo lo diem gini, masalah lo gak akan selesai Nis”
“Tapi Yut.. gue ragu…”
“Ragu kenapa? Gak percaya lo sama gue?”
“Bukan, gue Cuma mikir hal yang gak penting, makanya gue gak cerita sama lo”
“Gak penting tapi kerjaan lo kacau banget, itu lo sebut gak penting?”
Sudahlah, berdebat dengan Yuta sama saja menghabiskan tenaga saja. Ujung-ujungnya Yuta lah yang menang, dan harus Nisya yang mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Doyoung : Bunny Ice [Completed] (Telah Terbit)
FanficTELAH DI TERBITKAN OLEH PEARL PUBLISHER 📍Tersedia di Shopee = pearbellis *** Apa jadinya jika pria cuek dan gadis cerewet bersatu? Apa bisa bertahan? Atau malah sebaliknya? Anisya adalah termasuk orang yang harus menyediakan kesabaran dalam jumlah...