Happy reading gais...
***
Keesokan harinya, Doyoung sengaja datang lebih cepat ke kantor dengan alasan ingin memanggil Sejeong selaku pelaku dari putusnya rem mobil miliknya kemarin. Dan berakhir di rumah sakit, untung saja luka Doyoung tidak terlalu berat, sehingga dendam Doyoung tidak terlalu dibesarkan.
Padahal ingin rasanya Doyoung langsung mengeluarkan Sejeong dari perusahaannya, namun apa daya, rasa tidak teganya lebih besar dari segalanya. Hari ini Nisya sudah tidak bekerja lagi dikantor ini, jadi otomatis Doyoung akan berangkat sendiri mulai dari sekarang.
“John, panggil Sejeong keruangan gue” Johnny yang duduk di kursinya sangat terkejut karena kedatangan Doyoung bak setan, tanpa ada angin, tanpa ada hujan. Bahkan sepagi ini, Doyoung sudah menginjakkan kakinya dikantor.
“Tumbenan lo datang jam segini, ada apa?”
“Ada yang harus gue selesaiin sama Sejeong, telfon ruangannya, kalo dia dah datang, suruh keruangan gue”
“Oh gitu, okay”
Doyoung pun melangkah masuk kedalam ruangannya, dan setibanya didalam, ia langsung duduk ditakhtanya ini sembari melepas jas abu-abunya, lalu ia sampirkan dikursinya.
Pernikahannya dengan Nisya tinggal menghitung hari, yang berarti masa cuti Doyoung akan menyapa sebentar lagi. Ia hanya ingin membereskan sesuatu dikantor, lalu kembali kerumah untuk membahas semua persiapan pernikahannya.
Jika urusan berkas kantor? Ada Johnny yang mengerjakannya
DRRRRTTT DRRRTTTT
Saat merasakan getaran di saku celana kain hitamnya, Doyoung segera merogoh dan mencari benda persegi itu lalu mengangkat panggilan dari calon istrinya.
“Halo kak Doy, kakak dimana sekarang?”
Belum juga Doyoung mengatakan apapun, tapi Nisya sudah meng gas diawal, Doyoung harus extra sabar jika telah menikah dengan kekasihnya itu.
“Aku udah dikantor Nisya, emang kenapa?”
“Oh gitu, gpp kok, cuma nanya. Aku kira kakak gak bakal kekantor, berhubung luka kakak belum sembuh”
“Aku gpp Nisya, ada yang harus aku selesaiin sekarang sebelum cuti kantor”
“Apa?”
“Ada pokoknya, aku matiin dulu yah, kamu jangan lupa makan. Aku sayang sama kamu”
“Oh? Oh yaudah, kakak juga jangan lupa makan siang”
“Iya”
Doyoung sangat amat terpaksa mematikan telfon itu karena Sejeong sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan datar, seakan-akan tak berbuat kesalahan apapun. Padahal dia sudah hampir membuat nyawa Doyoung hilang begitu saja, apa yang dipikirkan gadis psikopat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Doyoung : Bunny Ice [Completed] (Telah Terbit)
FanfictionTELAH DI TERBITKAN OLEH PEARL PUBLISHER 📍Tersedia di Shopee = pearbellis *** Apa jadinya jika pria cuek dan gadis cerewet bersatu? Apa bisa bertahan? Atau malah sebaliknya? Anisya adalah termasuk orang yang harus menyediakan kesabaran dalam jumlah...