Page 12

7.9K 871 411
                                    

Btw, aku suka baca komen-komen kalian tpi gk sanggup balas satu-satu 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, aku suka baca komen-komen kalian tpi gk sanggup balas satu-satu 😂. Makasih atas semua supportnya dan antusiasnya 😭💚

Happy reading gais...


***


Pagi ini Doyoung sengaja bangun lebih cepat dari biasanya, itu karena dia berniat untuk menemani Nisya berjalan keliling kompleks, sesuai anjuran dokter kemarin saat check up, Nisya disarankan untuk banyak berjalan selama masa melahirkan, agar ketika bersalin nanti akan lebih mudah bagi sang calon ibu.

Doyoung juga sudah mengambil cuti kantor selama sebulan kedepan, berhubung kehamilan Nisya sudah diujung tanduk, ia harus siap siaga disamping istrinya. Ia tak perduli jika harus dikatakan suami yang lebay atau apalah, yang terpenting istrinya selamat dan anaknya sehat-sehat saja.


“Kan aku bilang gak usah temenin kak, liat tuh, kakak masih ngantuk” ucap Nisya

“Gpp, yah kali kamu jalan sendirian di subuh-subuh gini”


Jalan mereka sangat pelan, ibarat seekor kura-kura yang tengah berjalan, okay ini lebay, tapi begitulah faktanya. Bahkan Doyoung rasanya ingin menggendong Nisya saja.

Tangan Nisya sengaja ia selipkan di tangan Doyoung, itu karena sang suami yang memintanya, jangan sampai Nisya jatuh. Bahkan batu kecil yang menghalangi jalan Nisya pun, Doyoung singkirkan.


“Kak!” andai Nisya sedang tidak hamil, mungkin Doyoung sudah menghadiahi istrinya itu dengan sebuah jitakan seperti biasanya.

“Kenapa?” balas Doyoung

“Dedeknya nendang-nendang, mau pegang gak?”

“Oh yah?!!” ucap Doyoung terkesan berteriak karena kegirangan, ia pun menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan perut Nisya lalu ia tempelkan telapak tangannya disana, agar bisa merasakan sensasi tendangan si kecil yang aktif.

“Iya!! Adeknya nendang Nis!!” pekiknya

“Gak usah teriak kali kak”

“Yah maaf, aku kan seneng. Btw, ini gak sakit yah pas dedeknya nendang?”

“Sakit sih, cuma yah gpp, aku seneng”


Doyoung tersenyum lebar dan mencium perut Nisya dengan lembut, tangan Nisya terangkat untuk mengusap kepala sang suami dengan penuh kasih sayang.


“Dedek jangan nendang-nendang yah, gak kasian sama bunda?” Ini yang Nisya suka dari Doyoung, selama 9 bulan ini pria itu selalu aktif menemani sang janin untuk berbicara, itu saran dari Taeyong agar sang anak bisa dekat dengan ayah nya sendiri.

“Keknya anak kita laki-laki deh Nis” ucap Doyoung

“Tau darimana?”

“Dia sering nendang terus”

Kim Doyoung : Bunny Ice [Completed] (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang