42

1K 133 107
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Sejujurnya, pagi menjelang siang itu Aera tak ingin menghabiskan tenaganya untuk mengumpat karena energinya hampir terkuras habis meski waktu masih menunjukkan pukul setengah 11 pagi. Namun, bagaimana caranya ia menahan itu semua kalau yang terjadi adalah bus yang ia tumpangi -2 halte di sebelum Gedung Hybe- mendadak menurunkan semua penumpangnya dengan alasan sang supir tak tahan lagi dengan panggilan alamnya.

Aera tak masalah kalau ia sedang tidak terburu-buru dan hanya briefing dengan tim protokoler tapi dua puluh menit lagi, mereka akan mengadakan rapat besar dengan para petinggi dan tak ada yang bisa menggantikan posisinya.

Tak ada waktu untuk mengeluh, ia harus segera sampai ke kantor bagaimana pun caranya. Meski harus berlari karena menunggu taksi sama saja menyia-nyiakan waktu, ia tak peduli. Langkah kakinya tak mengendur. Walau beberapa kali menabrak seseorang dan menyesali perbuatannya dengan cara yang tak semestinya, Aera menebalkan muka. Aera pun tak bisa menyalahkan kondisinya. Ia sudah berusaha berangkat lebih awal dan meninggalkan sang ibu yang masih sakit di rumah, tapi kenyataannya tak sesuai dengan ekspektasi. Ia harus mengejar waktu yang tak banyak itu. Parahnya, rapat akan dilakukan dilantai... sebentar, Aera lupa dimana ruang rapatnya !

Sial !

Akibat memikirkan skenario demi skenario yang akan ia jalani nanti di depan Yoongi, Aera menjadi tak fokus dengan apa yang lebih penting dari skenario itu.

Sudahlah ! Nanti saja menanyakan dimana ruang rapatnya. Ia harus bergegas menyeberangi jalan sebelum lampu hijau untuk penyeberang berubah menjadi merah.

BUGH !

"Omo !" Ucap Aera spontan saat lagi-lagi menabrak seseorang. Ia segera membungkuk meminta maaf, "Joisonghamnida. Saya sedang mengejar meeting. Joisonghamnida"

Aera percepat langkah kakinya. Sialnya, ransel dan mantel yang ia gunakan benar-benar menghalangi langkah kakinya untuk berlari.

...

Kalau saja langkah kakinya secepat Usain Bolt atau Cristiano Ronaldo, Aera tak masalah berlari sejauh itu tapi akhir-akhir ini, akibat jadwal BTS yang padat, ia tak sempat untuk sekadar jogging sebentar di pagi hari. Akibatnya, nafasnya cepat sekali habis dan hampir sepuluh kalinya dia berhenti berlari.

Jam tangan dilirik, Aera mengumpat tertahan sekali lagi, sekitar 7 menit lagi rapat dimulai meski dari posisinya saat ini, gedung menjulang Hybe telah terlihat.

Ponselnya tiba-tiba berdering di dalam ransel, terpaksa Aera harus berhenti lagi dan mengangkat panggilan tersebut. Dari Habeom.

Aera mengangkatnya sembari meneruskan larinya.

"Eodinya ?"

"Jaega ? Eoh.. sebentar lagi sampai" kata Aera dengan nafas tersengal.

"Kau berlari ?"

"Ne.. Ceritanya panjang, -nim. Aku tutup dulu" kata Aera tanpa basa-basi, "Aish !"

...

Aera lirik lagi jamnya, tiga menit lagi rapat dimulai. Untungnya, dia sudah sampai di depan lobby Hybe.

Pengaman pertama pada security dan ia masuk dengan mudah karena Aera sering menyapanya saat melewati area tersebut.

Ketika akan masuk untuk melewati pengamanan lapis kedua, Aera lupa membawa identitasnya.

YUNGIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang